1. MASJID RAYA BAITURRAHMAN, BANDA ACEH, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
(Masjid raya baiturrahman)
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh,
merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan
Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Daerah Istimawa Aceh. Nama
Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh
Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 Hijriah
Mesjid Raya ini telah terbakar habis
akibat penyerangan tentara Belanda dalam ekspedisinya kedua pada bulan shafar
1290 Hijriyah bersamaan dengan april 1873 Miladiyah, dimana dalam peristiwa
tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada
sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang.
Empat tahun setelah Masjid Raya
Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 Hijriyah bersamaan
dengan awal maret 1877 Miladiyah, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten,
maka Gubernur Jenderal Van Lansbergemenyetakan akan membangun kembali Masjid
Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah
diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh.
Pada kejadian tsunami, halaman ini
penuh dengan sampah material bangunan rumah, mobil, pohon-pohon, dan
mayat-mayat manusia. Ketika terjadi tsunami air laut tidak masuk ke dalam
masjid, tetapi hanya sampai anak tangga paling atas saja. Anehnya aliran air
sangat tenang melewati halaman masjid, begitu penuturan saksi mata (tukang
potret keliling yang mangkal di halaman masjid). Yang lebih aneh adalah jika di
dalam areal masjid aliran air laut begitu tenang, tetapi di jalan raya di
samping masjid aliran air laut lebih tinggi dan sangat deras menghanyutkan apa
saja. Sulit untuk dipercaya dengan logika, tetapi mungkin itulah mukjizat Allah
SWT menyelamatkan Rumah-Nya. Makanya masjid ini merupakan masjid yang “keramat”
bagi orang Aceh.
2. MASJID RAYA AL MAHSUN, MEDAN, SUMATERA UTARA.
(Masjid raya Al mahsun)
Masjid Agung Medan yang merupakan
warisan dari kesultanan Deli, memiliki tiga sebutan populer yaitu Masjid
al-Mashun, Masjid Deli, dan Masjid Agung Medan.
Tempat ibadah ini dibangun oleh
Sultan Makmum Al Rasyid Perkasa Alamsyah (Sultan Deli) pada 1906. Rancang
bangunannya didesain oleh arsitek Belanda, JA Tingdeman, yang mengusung gaya
bangunan Maroko, Afrika Utara. Seluruh biaya pembangunan masjid diperkirakan
mencapai satu juta gulden.
Lantaran dibangun sebagai Masjid
Kerajaan, tempat ibadah ini dibuat sangat megah. Ketika itu, Sultan berprinsip,
kemegahan Masjid lebih utama daripada Istananya sendiri.
Salah satu kelebihan masjid ini
adalah bentuknya yang asli, belum mengalami perubahan yang spesifik. Mesjid
Al-Mashun menjadi ciri khas Kota Medan dan merupakan salah satu mesjid terindah
di Indonesia.
Bangunan masjid terbagi menjadi
tiga, ruang utama, tempat wudu, dan gerbang masuk. Ruang utama digunakan
sebagai tempat salat, bentuknya persegi delapan tidak sama sisi.
Lokasi Masjid kebanggaan orang Medan
ini terletak di Jalan Akhmad Yani, yang menjadi pusat keramaian sejak
perdagangan zaman kolonial Belanda. Di tempat ini dapat dijumpai sejumlah
bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Sebut saja rumah saudagar Tjong A
Fie, restauran Tip Top, dan gedung Kantor Pos.
3. MASJID AGUNG AN-NUR, PEKANBARU, RIAU.
(Masjid Agung An-nur )
Mesjid Agung An-Nur Riau terletak
hampir di pusat kota ini, tepatnya di Jalan Hang Tuah merupakan mesjid propinsi
dengan bentuk bangunan yang menarik dilengkapi tiang besar dan tinggi
melambangkan kebesaran-Nya, terletak di pusat kota Pekanbaru, mempunyai
fasilitas lengkap sebagai Islamic Centre serta dilengkapi pula taman yang indah
dan luas.
Masjid Agung An-Nur merupakan masjid
termegah di Riau Saat ini. Selain berfungsi sebagai fasilitas ibadah masjid ini
juga sebagai pusat kegiatan remaja mesjid se-Riau khususnya kota Pekanbaru.
Fasilitas
Masjid Agung An-Nur Pekanbaru :
- Lantai bawah masjid merupakan
tempat skretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta tempat
pelaksanaan pendidikan Islam.
- Masjid ini juga tersedia fasilitas
hot spot gratis tanpa bayar dan free user logon tanpa harus meminta password,
jadi apabila anda bawa laptop berfasilitas Wifi anda dapat berinternet
sepuasnya!.
- Di halaman masjid Agung An-Nur
Riau merupakan lapangan luas, bila sore hari akan ramai dikunjungi masyarakat
kota untuk berolahraga atau bersantai.
- Lahan Parkir Masjid Agung sangat
luas, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat dan enam. Lokasinya juga
aman, nyaman.
Terdapat
ambiguitas dalam penyebutan nama Masjid Agung An-Nur ini. Apakah Masjid Agung
An-Nur Riau ataupun Masjid Agung An-nur Pekanbaru. Namun setelah berdirinya
Masjid Ar-Raman di pusat kota Pekanbaru, maka sah-lah Masjid termegah di Riau
ini menjadi Masjid Agung An-Nur Riau.
4. MASJID AGUNG PADANG, SUMATERA BARAT.
(Desain Masjid Agung Padang )
Masjid Raya Sumatra Barat terletak
di Padang. Walaupun mesjid ini masih dalam tahap penyelesaian tapi keunikannya
sudah tersebar. Keunikan mesjid ini terletak pada bentuk bangunan yang
berarsitektur perpaduan modern dan tradisional rumah adat Minangkabau dengan
ciri khas atap runcing. Tempat ibadah yang dibangun pada lahan seluas 40,98
hektar ini setelah selesai akan dapat menampung total 20 ribu jemaah. Bangunan
utama masjid ini memiliki luas 18.091 meter persegi. Mesjid ini akan menjadi
salah satu tempat ibadah kaum muslim terunik di dunia.
5. MASJID AGUNG AT TAQWA, BENGKULU, BENGKULU.
(Masjid Agung At taqwa)
Masjid ini dibangun tahun 1988, pada
masa pemerintahan gubernur Soeprapto dan diresmikan oleh presiden Soeharto 1
Juli 1989. Luas ruang utama masjid ialah 879,2 m2, ruang luas seluas 1.104,5
m2. Arsitektur masjid merupakan perpaduan antara corak tradisional Indonesia
dan Corak Turki, yang dapat kita lihat pada designornament interior dan
eksterior masjid. Masdjid ini mampu menampung 2.900 jamaah. Masjid ini terdiri
atas Ruang Utama, Teras, dan Plaza. Masjid ini berlokasi di Jalan
Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
6. MASJID AGUNG BATAM, BATAM, KEPULAUAN RIAU.
(Masjid Raya Batam)
Masjid Raya Batam Centre terletak di
Batam Centre. Mesjid ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana di dalam masjid
tidak ada tiang penyanggah sehingga ruangan di dalam masjid tampak luas. Mesjid
ini bercorak arsitektur khas melayu, atapnya berbentuk limas atau tumpang
bertingkat yang terbuat dari kayu pilihan berwarna kecoklatan. Mesjid ini
memiliki luas lahan 75.000 m2 dengan daya tampung di dalam Masjid 3.500 orang
dan kapasitas di luar Masjid 15.000 orang. Masjid Raya Batam Centre ini
merupakan masjid terbesar di Batam.
7. MASJID RAYA AL FALAH (1000 TIANG), JAMBI.
(Masjid Raya Al Falah)
tanah lokasi di mana Masjid Agung
ini berdiri, dulunya merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi. Namun pada tahun
1885 dikuasai penjajah Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan dan benteng
Belanda. Pada awalnya gagasan pembangunan Masjid Agung sudah mengemuka tahun
1960-an oleh pemerintah Jambi, beserta tokoh tokoh Islam Jambi. Namun, proses
pembangunan masjid baru dimulai tahun 1971.
Masjid agung Al-Falah kota Jambi dibangun
lengkap dengan kubah besar dan menara yang menjulang. Keseluruhan bangunan
masjid menggunakan material beton bertulang. Bila dipandang sepintas lalu,
jejeran tiang tiang masjid berwarna putih yang ramping di masjid ini memiliki
kemiripan dengan tiang tiang masjid agung kota Roma, Italia yang dibangun jauh
lebih belakangan dibanding dengan masjid Al-Falah di Jambi ini.
ejeran ratusan tiang di masjid
Al-Falah ini terbagi dua bentuk. Bentuk pertama merupakan tiang tiang lansing
bewarna putih dengan tiga sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid
sebelah luar. Dan bentuk tiang kedua berupa tiang tiang silinder berbalut
tembaga menopang struktur kubah di area tengah bangunan masjid. penggunaan
material tembaga untuk menutup tiang tiang silinder ini memberikan kesan antik
namun megah pada interior masjid Al-Falah.
Di rancang sebagai bangunan terbuka
tanpa pintu dan jendela, benar benar
sejalan dengan nama masjid ini. Al-Falah dalam bahasa arab bila di Indonesiakan
menjadi Kemenangan, menang bermakna memiliki kebebasan tanpa kungkungan,
mungkin filosofi itu juga yang menjadi dasar dibangunnya masjid ini dengan
konsep terbuka. Agar muslim manapun bebas masuk dan melaksanakan ibadah di
masjid ini.
8. MASJID RAYA TUATUNU , PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG.
(Masjid Raya Tuatunu)
Masjid
Raya Tuatunu ini dibangun di
atas tanah seluas 9.920 m2. Lantai dasar utamanya memiliki luas 784 m2,
lantai
duanya 490 m2 dan teras luarnya seluas 520 m2. Menara Masjid Raya
Tuatunu
tingginya 47,5 meter, dan jika memiliki stamina cukup anda bisa naik
sampai ke
puncaknya menapaki serangkaian tangga berputar, sehingga menjadi yang
terbesar di seluruh dataran kepulauan provinsi bangka belitung.
Masjid Raya Tuatunu yang diresmikan
pada 20 Maret 2008 ini, dilengkapi dengan jaringan internet, Bedug digital, dan
perangkat suara berkekuatan 3.500 watt. Masjid yang tampaknya menjadi
kebanggaan bagi masyarakat Tuatunu, pernah dikunjungi oleh Presiden SBY pada
Juli 2008 ketika menghadiri peringatan Isra’ Mi’raj bersama pejabat dan masyarakat
setempat.
9. MASJID AGUNG SULTAN MAHMUD BADARUDDIN I , PALEMBANG, SUMATERA SELATAN.
10. MASJID RAYA AL FURQON, BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG.
13. MASJID RAYA BANDUNG, BANDUNG, JAWA BARAT.
15. MASJID GEDE KAUMAN, YOGYAKARTA, KESULTANAN NGAYOGYAKARTO HADININGRAT.
16. MASJID AGUNG AL AKBAR, SURABAYA, JAWA TIMUR.9. MASJID AGUNG SULTAN MAHMUD BADARUDDIN I , PALEMBANG, SUMATERA SELATAN.
(Masjid Sultan Mahmud Badaruddin I)
Masjid Agung Palembang merupakan
salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini didirikan oleh Sultan
Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738
sampai 1748. Konon masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar di Nusantara
pada saat itu.
Pada awal pembangunannya
(1738-1748), sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini pada
awalnya tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad
Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di
sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan
bentuk atapnya berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat
teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.
Bentuk masjid yang sekarang dikenal
dengan nama Masjid Agung, jauh berbeda tidak seperti yang kita lihat sekarang.
Bentuk yang sekarang ini telah mengalami berkali-kali perombakan dan perluasan.
Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang
besar tahun 1819 dan 1821. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan
penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada
tahun 1990-an. Pada pekerjaan renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh
Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara sehingga mencapai bentuknya yang
sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan.
Perluasan kedua kali pada tahun
1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Masjid Agung yang pada
tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga luas mesjid sampai
sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750.
Masjid Agung merupakan masjid tua
dan sangat penting dalam sejarah Palembang. Masjid yang berusia sekitar 259
tahun itu terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di
pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang. Tak
jauh dari situ, ada Jembatan Ampera. Masjid dan jembatan itu telah menjadi land
mark kota hingga sekarang.
Dalam sejarahnya, masjid yang berada
di pusat kerajaan itu menjadi pusat kajian Islam yang melahirkan sejumlah ulama
penting pada zamannya. Syekh Abdus Samad al-Palembani, Kemas Fachruddin, dan
Syihabuddin bin Abdullah adalah beberapa ulama yang berkecimpung di masjid itu
dan memiliki peran penting dalam praksis dan wacana Islam.
10. MASJID RAYA AL FURQON, BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG.
(Masjid Al Furqon)
Nama masjid dengan kata ‘agung’
identik dengan masjid besar sebuah provinsi. Disini saya perhatikan tatanannya
cukup apik. Menempati posisi tinggi menjulang di atas bukit, masjid terlihat
indah dari perempatan jalan di bawah. Apalagi menara masjidnya, sungguh membuat
saya untuk naik ke atas dan melihat sekitar. Tentu dengan masjid besar yang
indah ini diharapkan akan memudahkan langkah jamaah untuk sholat didalamnya.
Sesuai namanya, al Furqon - pembeda.
11. MASJID AGUNG SERANG, SERANG, BANTEN.
(Masjid Agung Serang)
Masjid Agung Serang yang terletak di
Jl. Veteran 43 Kota Serang, adalah masjid sentral bagi kegiatan keagamaan warga
Kota Serang. Berbagai kegiatan yang bersifat membangun kesadaran rohani,
wawasan dan intelektualitas islam seperti diskusi kerap diadakan di masjid ini.
Setiap harinya masjid ini pun selalu dikunjungi oleh warga sekitar dan warga
luar Serang untuk menunaikan kewajiban sholat fardhu. Sementara untuk Hari
Jum’at, selain dipadati para jemaah sholat jum’at, area masjid ini juga berubah
menjadi pasar kaget. Para pedagang kakilima menjajakan berbagai barang-barang
murah meriah, dari mulai perlengkapan sholat dan barang-barang umum.
Masjid yang didirikan pada masa
kepemimpinan Bupati Serang R.T. Condronegoro (1849-1870) ini juga memiliki
berbagi fasilitas lain, seperti perpustakaan, gedung serbaguna Islamic Center
dan pusat pengobatan murah. Dijelaskan Roni Chaeroni, humas Masjid Agung
Serang, ini adalah upaya agar keberadaan Masjid Agung Serang dapat bermanfaat
tidak sebatas bagi kebutuhan fasilitas ibadah ritual, tapi menjangkau aspek
yang lebih luas lagi.
“Untuk pemiliharaannya Masjid Agung
Serang memiliki total karyawan sebanyak empat puluh orang yang bertugas
mengurusi kebersihan, keamanan dan tugas-tugas lainnya,” terangnya.
Masjid atap tumpak tiga yang sempat
dibongkar dan dibangun ulang pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa
Barat R. Nuriana pada tahun 1994 ini beberapa struktur bangunannya meniru
Masjid Agung Banten. Seperti pada beberapa umpak Masjid Agung Serang yang mirip
dengan umpak di Masjid Agung Banten.
Ditambahkan Roni, Masjid Agung yang
memiliki sebuah menara ini memiliki lahan seluas 2,6 hektar, namun lahan
sekitar 1 hektar masih ditempati oleh penduduk sekitar.
12. MASJID RAYA ISTIQLAL, JAKARTA, DKI JAKARTA.
12. MASJID RAYA ISTIQLAL, JAKARTA, DKI JAKARTA.
(Masjid Agung Istiqlal)
Masjid Istiqlal adalah masjid yang
terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah
masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik
Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda
dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal
24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.
Lokasi masjid ini berada di timur
laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari
lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini
mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Selain digunakan sebagai aktivitas
ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama
Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah
satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang
berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang
beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke
masjid ini.
Pada tiap hari besar Islam seperti
Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan
Isra dan Mi'raj presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan
keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi.
13. MASJID RAYA BANDUNG, BANDUNG, JAWA BARAT.
(Masjid Raya Bandung)
Mesjid Raya Bandung berada di
alun-alun kota Bandung, merupakan merupakan mesjid kebanggaan warga Bandung.
Mesjid Raya Bandung dulu bernama Mesjid Agung Bandung. Mesjid Raya Agung sempat
mengalami beberapa kali renovasi. Selesai dibangun pada tahun 2006. Proyek
renovasi ini memberikan nuansa baru dengan dibangunnya dua menara kembar dengan
ukuran ketinggian yang melambangkan asma Allah SWT. Dan pembangunan Mesjid Raya
Bandung ditengah pusat kota menggambarkan bahwa kota Bandung merupakan kota
yang agamis.
Proyek renovasi dan pembenahan ini
diharapkan akan memancarkan nuansa baru Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat
terutama dibangunnya menara kembar yang menjulang tinggi. Masing-masing 81
meter, yang semula direncanakan setinggi 99 meter. Hal ini mencerminkan
nama-nama Allah SWT (Asmaul Hasna). Tetapi karena pertimbangan keamanan lalu
lintas udara, maka tinggi menara kembar yang diizinkan hanya setinggi 81 meter.
Namun menurut Ir. Garin Nugroho (site manager), ketinggian menara kembar ini
tetap 99 meter jika dihitung dari pondasi setinggi 18 meter. Menara kembar
tersebut selain berfungsi untuk kepentingan spiritual, juga akan dimanfaatkan
untuk kepentingan komersial telekomunikasi, dan obyek wisata.
Atap tradisional masjid diganti
dengan bentuk kubah, sehingga kesan bangunan masjid akan lebih mudah dikenali.
Luas tanah keseluruhan Mesjid Raya Bandung adalah 23.448 m², dan luas bangunan
keseluruhan adalah 8.575 m². Kapasitas jamaah masjid lama adalah 7.836 jamaah.
Kapasitas masjid baru 4.576 jamaah. Sehingga kapasitas Mesjid Raya Bandung
seluruhnya mencapai 12.412 jamaah.
Dengan menara atau twin towers
Mesjid Raya Bandung, kita untuk melihat Bandung dan membenarkan teori, bahwa
Bandung adalah sebuah cekungan atau sebuah danau raksasa, karena sejauh mata
memandang 360 derajat akan kita lihat dinding-dinding batu seakan kita berada
di dalam sebuah cekungan raksasa. Bandung ternyata enak dinikmati di puncak
menara Masjid Agung-nya. Hanya membayar 2000 rupiah per orang kita bisa naik lift
salah satu menaranya yang buka dari pagi hingga sore hari.
Pihak Masjid memang membuka
kesempatan bagi siap saja untuk naik ke menaranya yang menyediakan viewing
gallery. Setiap hari ratusan orang dari dalam dan luar kota memanfaatkan
atraksi murah meriah ini dan semakin ramai pada saat hari libur.
14. MASJID AGUNG JAWA TENGAH, SEMARANG, JAWA TENGAH.
(Masjid Agung Jawa Tengah)
Masjid Agung Jawa Tengah merupakan
salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini
mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid
terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2. Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan
Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Masjid yang mampu menampung jamaah
tak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono, pada tahun 2006. Upacara peresmian ditandai dengan
penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di
depan masjid. Prasasti terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung
Merapi.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid
Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat
pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini,
pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan
antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab.
Arsitektur Jawa terlihat pada
beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif
batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur
Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan
kaligrafi. Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung
hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan
adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid
ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain
interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan.
Selain bangunan utama masjid yang
luas dan indah, terdapat bangunan pendukung lainnya. Bangunan pendukung itu di
antaranya: auditorium di sisi sayap kanan masjid yang dapat menampung kurang
lebih 2.000 orang. Auditorium ini biasanya digunakan untuk acara pameran,
pernikahan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sayap kiri masjid terdapat
perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk umum. Halaman utama
masjid yang terdapat 6 payung hidrolik juga dapat menampung jamaah sebanyak
10.000 orang.
Keistimewaan lain masjid ini berupa
Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) dengan ketinggian 99 m. Menara yang dapat
dilihat dari radius 5 km ini terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut
melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Dipuncak menara dilengkapi
teropong pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar
sambil melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang
berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas.
15. MASJID GEDE KAUMAN, YOGYAKARTA, KESULTANAN NGAYOGYAKARTO HADININGRAT.
(Masjid Kauman)
Masjid yang juga dikenal dengan nama
Masjid Gede Kauman ini terletak di sebelah barat Alun- Alun Utara yang secara
simbolis merupakan transendensi untuk menunjukkan keberadaan Sultan, yaitu di
samping pimpinan perang atau penguasa pemerintahan (senopati ing ngalaga), juga
sebagai sayidin panatagama khalifatulah (wakil Allah) di dunia di dalam
memimpin agama (panatagama) di kasultanan.
Dibangun pada masa Sri Sultan
Hamengkubuwono I oleh seorang arsitek bernama K. Wiryokusumo, masjid ini
mempunyai pengulu pertama yaitu Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat. Seperti halnya
masjid-masjid lain di Jawa, masjid ini beratap tumpang tiga dengan mustoko,
masjid ini berdenah bujur sangkar, mempunyai serambi, pawestren, serta kolam di
tiga sisi masjid. Namun beberapa keunikan yang dimiliki oleh masjid ini adalah
mempunyai gapura depan dengan bentuk semar tinandu dan sepasang bangunan
pagongan di halaman depan untuk tempat gamelan sekaten.
Masjid yang pernah dipugar akibat
gempa bumi besar ini merupakan masjid jammi kerajaan yang berfungsi sebagai
tempat beibadah, upacara kesagamaan, pusat syiar agama, dan tempat penegaan
tata hukum keagamaan.
Seluruh kompleks Masjid ini
dikelilingi oleh pagar tembok tinggi di
mana pada bagian utara terdapat Dalem Pengulon yaitu tempat tinggal serta
kantor abdi dalem pengulu, serta di sebelah barat masjid terdapat beberapa
makam yang diantaranya adalah makam Nyai Ahmad Dahlan. Abdi dalem pengulu
inilah yang membawahi para abdi dalem bidang keagamaan lainnya, seperti abdi
dalem pamethakan, suronoto, modin,
Kawasan di sekitar masjid merupakan
kawasan pemukiman para santri ataupun ulama. Pemukiman tersebut lebih dikenal
dengan nama Kauman dan Suronatan. Dalam perjalanan histories Yogyakarta,
kehidupan religius di kampung tersebut menjadi inspirasi dan tempat yang
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya gerakan keagamaan Muhammadyah pada tahun
1912 M yang dipimpin oleh K.H.A. Dahlan.
(Masjid Al akbar)
Masjid Nasional Al Akbar atau biasa
disebut Masjid Agung Surabaya ialah masjid terbesar kedua di Indonesia yang
berlokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Posisi masjid ini berada di samping Jalan tol Surabaya-Gempol. Ciri yang mudah
dilihat adalah kubahnya yang besar didampingi 4 kubah kecil yang berwarna biru.
Serta memiliki satu menara yang tingginya 99 meter.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya
(MAS) dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya
saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan
peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Namun karena krisis
moneter pembangunannya dihentikan sementara waktu. Tahun 1999, masjid ini
dibangun lagi dan selesai tahun 2001. Pada 10 November 2000, Masjid ini
diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid.
Secara fisik, luas bangunan dan
fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147
meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang
didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah
MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan
1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter. Untuk menutup kubah,
dipergunakan sebuah produk yang juga digunakan di beberapa masjid raya seperti
Masjid Raya Selangor di Syah Alam (Malaysia). Ciri lain dari masjid raksasa ini
adalah pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan besar dan mihrabnya
adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.
17. MASJID AGUNG SUDIRMAN, DENPASAR, BALI.
(Masjid Sudirman)
Masjid Agung Sudirman
Bali adalah masjid terluas dan teramai dikunjungi oleh jamaah shalat di
Denpasar, dan sekitarnya. Di Bali, Masjid Agung Sudirman bisa dibilang juga
sebagai masjid terbesar. Letaknya memang sangat strategis, berada di pusat kota
Denpasar, tepatnya di kawasan Jl. Sudirman. Masjid yang tempat parkirnya bisa
menampung ratusan kendaraan roda empat ini memang nyaman untuk digunakan shalat
berjamaah dengan seluruh keluarga.
Terutama pada shalat
Jum’at dan shalat Tarawih (pada hari-hari pertama), masjid ini bisa dipastikan
akan ramai dikunjungi para jamaah. Kadangkala, jamaah sampai meluber ke areal
parkir. Kalau sudah begini, biasanya, sebagian kendaraan roda empat harus
diparkir diluar areal masjid.
Masjid didisain tanpa
dinding kecuali bagian depan, sehingga sepoi-sepoi angin terasa sejuk didalam
masjid. Apalagi bagian atas (lantai dua) masjid, hembusan angin semakin sejuk
sehingga nyaman sewaktu digunakan shalat berjamaah. Semua ustadz atau kiai
kelas nasional yang sedang ada acara di Denpasar, insyaAllah mereka dijadwalkan
untuk memberikan ceramah di masjid ini.
Masjid ini berdampingan
langsung dengan kompleks bangungan Kodam IX/Udayana. Bahkan, masjid agung ini
sewaktu diresmikan, yang melakukan peresmian adalah Jenderal (Pur) Wismoyo
Arismunandar. Beberapa pengurus masjid juga berasal dari Kodam IX/Udayana, yang
juga berfungsi sebagai pelindung.
(Desain Islamic Centre NTB)
Pembangunan Islamic
Center Nusa Tenggara Barat (IC NTB) di eks Lapangan KONI Mataram, resmi dimulai
pembangunannya tahun 2011 lalu. ditandai
dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi didamping
langsung oleh Wakil Gubernur (H. Badrul Munir, MM) dan dihadiri oleh beberapa
pejabat SKPD serta warga masyarakat setempat.
Penulis memandang,
kehadiran IC NTB merupakan icon bagi peradaban Islam modern di Nusa Tenggara
Barat, karena nantinya tidak hanya dijadikan sebagai tempat peribadatan semata,
melainkan juga akan di jadikan sebagai pusat pendidikan, objek wisata religi
dan lain-lain. Tentu ini semua butuh SDM yang relatif cerdas, kreatif dan
inovatif dalam melihat pangsa pasar.
Pangsa pasar menjadi
catatan utama bagi para pengelola dan pemerintah baik provinsi maupun kota
Mataram, karena berpusat di Mataram. Harus dibangun sinergi untuk kemajuan
bersama.
Pembangunan Islamic
Center seluas 6,5 Hm dengan biaya anggaran dari APBD NTB tahun 2010 sebesar 15
milyar. Jika bangunan ini hanya sekedar
dipakai sebagai tempat ritual peribadatan semata, maka manfaat bangunan yang
bersumber dari APBD murni ini kurang maksimal dalam perspektif kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, penting pemerintah nantinya untuk memberikan ruang
penuh bagi masyarakat kecil khususnya masyarakat sekitar untuk dapat menjadi
bagian terpenting di dalamnya.
Artinya, selain pusat
peribadatan, apa yang akan menjadi efek multiplayer dari IC NTB itu harus
seperti yang dicanangkan, salah satunya untuk pertumbuhan ekonomi wisata religi. Maka penulis berharap agar diberikan ruang
penuh bagi masyarakat ekonomi bawah untuk memberikan sumbangsih dalam peradaban
Islam modern, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Akankah IC NTB tepat
waktu?
Tanda tanya besar penulis
selama ini memiliki keraguan dengan akan dapat terpakai sesuai jadwal yaitu
2014 sudah rampung. Karena penulis sadar betul dari berbagai jenis pembangunan
di NTB selalu molor. Contoh konkretnya adalah Banda Internasional Lombok (BIL)
yang berpusat di Kabupaten Lombok tengah itu sangat digembar-gemborkan untuk
dapat beroperasi mulai tahun 2010, tapi nyatanya 2011 yang itupun telah
terjadwal mulai awal 2011 sampai akhirnya dapat terwujud di akhir 2011.
Jika Islami Center NTB
ini sudah berdiri, penulis mengimbau agar IC NTB ini jangan digunakan sebagai
salah satu jargon kampanye bapak gubernur NTB yang sekarang, karena pemilu umum
gubernur akan dilaksanakan tahun 2014 nanti.
Jadikan pembangunaan IC
NTB sesuai dengan target dan pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat
khususnya Mataram-Lombok, begitu pula dengan sumber daya manusia (SDM) harus
dapat meningkat pula karena nantinya di IC NTB tersebut akan ada madrasah yang
diharapkan mampu memberikan pencerahan dan pencerdasan dengan dunia modern
selain tentang diberikan wawasan keislaman oleh para pengelola nantinya. Selain
itu, wisata religi yang juga dicanangkan harus betul-betul terkonsepkan agar
dapat mengimbangi perubahan zaman untuk menjaga kejenuhan para generasi bangsa
yang akan belajar di madarah yang ada d IC tersebut.
19. MASJID AGUNG AL BAITUL QODIM, KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR.
(Masjid al baitul qodim)
Masjid Agung Airmata
atau resminya beranama Masjid Agung Al-Baitul Qadim, Daerah Air mata, Kota
kupang. Merupakan masjid pertama dan tertua di Kota Kupang dan di wilayah pulau
Timor. Masjid ini menjadi simbol pemersatu ummat beragama di kupang dan
sekitarnya, karena sejak pertaka kali dibangun nya pun dibangun bergotong
royong bersama masyarakat Nasrani setempat, Selain dari itu Masjid Airmata juga
merupakan potret dasar masuknya Islam di Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur
(NTT). Masjid ini merupakan pemersatu
warga Muslim dan nonmuslim. Tak mengherankan jika masjid tersebut dijadikan
sebagai objek wisata rohani di Kota Kupang.
Masjid yang sudah
berusia sekitar 200 tahun itu dibangun diatas tanah hibah Sya’ban bin Sanga
Kala pada 1806 bersama dengan Kyai Arsyad (tokoh pergerakan Banten yang dibuang
Belanda ke Kupang) dibantu umat Kristiani yang ada di sekitar kampung Airmata
Kupang. Masjid Al-Baitul Qadim merupakan masjid tertua di Pulau Timor, dan
dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam pada saat itu hingga sampai ke
Timor Portugis (Timor Leste sekarang).
Syahban bin Sanga Kala
merupakan warga Muslim pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Timor dalam
pelayarannya dari Pulau Solor di Kabupaten Flores Timur. Syahban bin Sanga Kala
berasal dari Mananga, sebuah kampung di Pulau Solor bagian barat.
20. MASJID AGUNG MUJAHIDIN, PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT.
(Desain Masjid al mujahidin)
Masjid Raya Mujahidin Pontianak
Kalimantan Barat kini sedang dalam proses renovasi total. Masjid yang terletak
di Jalan Ahmad Yani yang telah berusia sekitar 30 tahun ini dipersolek agar
lebih indah dan megah. Rencananya, pembangunan masjid yang berada di atas lahan
seluas enam hektar itu menelan dana sekitar Rp 55 milyar.
“Kini, baru terkumpul sekitar Rp 25
milyar. Bantuan itu ada yang berasal dari pemerintah dan masyarakat,” kata Joni
Abu, Sekretaris Yayasan Masjid Mujahidin kepada hidayatullah.com kemarin. Ia
berharap proses pembangunan itu bisa berjalan lancar. “Doakan agar bisa cepat selesai dan baik,”
tuturnya.
Masjid Mujahidin termasuk masjid
yang terbesar se-Kalbar dan kebanggan umat Islam di Kota Khatulistiwa itu.
Dari jauh, terlihat menaranya yang
setinggi 63 meter ini menjulang tinggi. Dari balik pohon dan gedung terlihat
pucuk kubahnya yang kecil dan berwarna hijau muda.
Uniknya, di atas lahan ini tidak
saja berdiri masjid, namun juga beberapa unit usaha cukup lainnya. Seperti
Baitul Mal wa Tamwil (BMT), Koperasi, TV, Radio, dan lembaga pendidikan seluruh
jenjang: Play Group, TK, SD, MTs, SMP, Madrasah Aliyah, dan SMA. Bahkan,
sekolah tersebut bisa bersaing dengan sekolah elit lainnya dan menjadi sekolah
Islam favorit.
21. MASJID RAYA DARUSSALAM, PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH.
(Desain Masjid Darussalam)
Pembangunan Masjid Raya Darussalam di
Jalan G Obos, Palangka Raya, yang juga akan menjadi Islamic Centre, akan
diprogramkan dengan sistem multy years (tahun jamak). Wagub Kalteng H Achmad
Diran menilai sangat keliru kalau ada pihak yang mengatakan rencana ini tidak
serius.
Rehabilitasi Masjid Raya Darussalam
akan dibangun mulai tahun 2012 dan ditargetkan selesai hingga tahun 2014.
Pemprov Kalteng sudah membuat surat kepada DPRD agar proyek ini dengan
menggunakan anggaran sistem multy years.
“Sebab diperkirakan dana yang
dibutuhkan sekitar Rp120 miliar,” kata Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran
kepada sejumlah wartawan, usai membuka Rapat Koordinasi Antarumat Beragama
Provinsi Kalteng tahun 2011, di Aula Eka Hapakat, Lantai III Kantor Gubernur,
Kamis (23/6).
Karena memerlukan anggaran besar,
kata Diran, jadi tidak bisa tanggung-tanggung. Untuk pelaksanaan hingga 2014,
bisa dimulai 2012, 2013, dan 2014, dengan anggaran diharapkan Rp40 miliar tiap
tahun.
Meski masih dalam proses pengusulan
di DPRD, saat ini sudah diawali dengan pembuatan gambar sket. Diharapkan pada
2012 sudah bisa dimulai pelaksanaan pembangunannya.
Diran mengakui, sebagian besar
masyarakat mempertanyakan apakah rencana rehab masjid, sebagaimana yang sudah
disampaikan tahun 2010 lalu, tetap dilaksanakan.
Menurutnya, rencana ini serius,
semua perencanaannya sudah ditangani oleh dinas teknis. “Jadi keliru jika
rencana pembangunan Islamic Centre dan rehab Masjid Raya Darusallam dikatakan
hanya move politik,” tegas Diran.
Pembangunan Masjid Raya memang
menjadi tanggung jawab provinsi, sama halnya dengan pembangunan Masjid Agung
yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota.
Masjid Raya Darussalam ini memang
sudah direncanakan pada pertengahan 2010 lalu. Tapi diundur karena ada
pergeseran arah kiblat, dan juga direncanakan untuk membangun menara.
Dengan pertimbangan bahwa masyarakat
Kalteng, utamanya Palangka Raya, memerlukan suatu tempat kegiatan Islam yang
terpusat, rencana rehabilitasi tersebut sekaligus juga akan dibangun kompleks
untuk kegiatan syiar Islam yang terpusat (Islamic Centre).
Gubernur Kalteng Agustin Teras
Narang saat meninjau kompleks Masjid Raya Darussalam, beberapa waktu lalu,
mengatakan, dengan pertimbangan terkendala faktor-faktor teknis, rencana
perbaikan terhadap adanya kesalahan arah kiblat Masjid Raya Darussalam akan
dilakukan rehab total.
“Kita melihat, apabila kita
melakukan perubahan hanya secara sepotong-sepotong atau tidak menyeluruh, akan
sulit juga bagi para jamaah nantinya,”
22. MASJID RAYA SAMARINDA, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR.
(Masjid Islamic Centre Samarinda)
Masjid Islamic Center Samarinda
adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua
di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian
sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Masjid ini memiliki luas bangunan
utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter
persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar
masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi.
Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini
sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I
yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Bangunan masjid ini memiliki
sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul
husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas
bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara
itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya
sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah
biji tasbih.
Selain menara utama, bangunan ini
juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut
masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57
meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun iman.
Pembangunan Islamic Center
diharapkan dapat pula membangkitkan semangat kebersamaan dalam upaya menghadapi
era global, selain merupakan tuntutan masyarakat untuk Samarinda memiliki
sebuah sarana tempat ibadah yang memadai.
23. MASJID AGUNG SABILAL MUHTADIN, BANJARMASIN, KALIMANTAN BARAT.
(Masjid Sabilal muhtadin)
Mesjid Raya Sabilal Muhtadin ini
di-bangun di atas tanah yang luasnya 100.000 M2, letaknya di tengah-tengah kota
Banjarmasin, yang sebelumnya adalah Kompiek Asrama Tentara Tatas. Pada waktu
zaman kolonialisme Belanda tempat ini dikenal dengan Fort Tatas atau Benteng
Tatas. Bangunan Mesjid terbagi atas Bangunan Utama dan Menara; bangunan utama
luasnya 5250 M2, yaitu ruang tempat ibadah 3250 M2, ruang bagian dalam yang
sebagian berlantai dua, luasnya 2000 M2. Menara mesjid terdiri atas 1
menara-besar yang tingginya 45 M, dan 4 menara-kecil, yang tingginya
masing-masing 21 M. Pada bagian atas bangunan-utama terdapat kubah-besar dengan
garis tengah 38 M, terbuat dari bahan aluminium sheet Kalcolour ber-warna emas
yang ditopang oleh su-sunan kerangka baja. Dan kubah menara-kecil
garis-tengahnya 5 dan 6 M.
Kemudian seperti biasanya yang ter
dapat pada setiap mesjid-raya, maka pada Mesjid Raya Sabilal Muhtadin ini juga,
kita dapati hiasan Kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an dan As-maul Husna,
yaitu 99 nama untuk Ke-agungan Tuhan serta nama-nama 4 Khalifah Utama dalam
Islam. Kaligrafi itu seturuhnya dibentuk dari bahan tembaga yang dihitamkan
dengan pe-milihan bentuk tulisan-arab (kaligrafi) yang ditangani secara cermat
dan tepat, maksudnya tentu tiada lain adalah upaya menampilkan bobot ataupun
makna yang tersirat dari ayat-ayat suci itu sendiri. Demikian juga pada pintu,
krawang dan railing, keseluruh annya dibuat dari bahan tembaga de ngan bentuk
relief berdasarkan seni ragam hias yang banyak terdapat di daerah Kalimantan.
Dinding serta lantai bangunan, menara
dan turap plaza, juga sebagian dari kolam, keseluruhannya berlapiskan marmer;
ruang tempat mengambil air wudhu, dinding dan lantainya dilapis de-ngan
porselein, sedang untuk plaza keseluruhannya dilapis dengan keramik. Seluruh
bangunan Mesjid Raya ini, dengan luas seperti disebut di atas, pada bagian
dalam dan halaman bangunan, dapat menampung jemaah sebanyak 15.000 orang, yaitu
7.500 pada bagian dalam dan 7.500 pada bagian halaman bangunan.
24. MASJID AGUNG AHMAD YANI, MANADO, SULAWESI UTARA.
25. MASJID AGUNG BAITURRAHIM, GORONTALO, GORONTALO.
24. MASJID AGUNG AHMAD YANI, MANADO, SULAWESI UTARA.
(Masjid A. Yani)
25. MASJID AGUNG BAITURRAHIM, GORONTALO, GORONTALO.
(Masjid Baiturrahim)
Masjid Agung Baiturrahim terletak di
pusat Kota Gorontalo. Masjid ini merupakan masjid tertua yang dibangun di
daerah gorontalo. Masjid tersebut didirikan bersamaan dengan pembangunan Kota
Gorontalo yang baru dipindahkan dari Dungingi ke Kota Gorontalo, tepatnya
Kamis, 6 Syakban 1140 Hijriah atau 18 Maret 1728 M oleh Paduka Raja Botutihe,
yakni Kepala Pemerintahan Batato Lo Hulondalo atau Kerajaan Gorontalo pada
waktu itu. Masjid Baiturrahim Kota Gorontalo, adalah masjid yang tua di daerah
Gorontalo. Masjid ini didirikan bertalian erat dengan perkembangan Pemerintahan
adat di daerah Gorontalo. Sesuai dengan data yang ada, masjid tersebut
didirikan di pusat Pemerintahan Kerajaan (Batato), di antaranya Yiladiya (Rumah
Raja), Bantayo Poboide (Balai Ruang / Balai Musyawarah), Loji (rumah kediaman
Apitaluwu atau Pejabat Keamanan Kerajaan), dan Bele Biya / Bele Tolotuhu, yakni
rumah – rumah pejabat kerajaan. Selanjutnya sesuai dengan perkembangan
Pemerintahan dan masyarakat dan umat Islam, masjid yang sebelumnya menggunakan
bahan dari kayu-kayuan, direnovasi dan dibangun kembali. Antara lain, tiang –
tiangnya diganti dengan bangunan yang berfondasi dan berdinding batu pada tahun
1175 H atau 1761 Masehi oleh Raja Unonongo. Tebal dindingnya 0.80 meter.
Pada tahun 1938 masjid tersebut
hancur akibat gempa bumi yang dahsyat dan sejak saat itu pelaksanaan ibadah
salat dan ibadah lainnya dilaksanakan pada bangunan darurat dekat masjid
tersebut sampai dengan tahun 1946. Pada tahun 1946 dan 1947 diadakan
pembangunan kembali masjid tersebut dipimpin oleh Abdullah Usman sebagai
Pimpinan B.O.W.
Pada tahun 1964 Masjid Baiturrahim Gorontalo
diperluas dengan penambahan serambi sebelah utara dan barat oleh panitia yang
diketuai oleh T. Niode dan wakil ketuanya Haji Yusuf Polapa sebagai pelaksana
harian. Tahun 1969 dibentuk lagi satu panitia yang baru yang diketuai oleh K.O.
Naki, B.A. dan A. Naue sebagai pelaksana harian dan Kadi Abas Rauf sebagai
pimpinan Ibadah. Perbaikan – perbaikan terus dilanjutkan di bawah pimpinan Sun
Bone sampai pada bulan September 1979. Pada tahun 1982 dilakukan penambahan
lokasi untuk jamaah wanita pada bagian selatan masjid oleh Bapak Drs. Haji
Hasan Abas Nusi, Walikotamadya Gorontalo. Tahun 1988 dilakukan penataan pagar
dan halaman oleh Bapak Drs. Ahmad Najamuddin, Walikotamadya KDH Tingkat II
Gorontalo.
Pada tahun 1996 diadakan penataan
sumur bor sebagai tempat pengambilan air wudhu dan pendirian Menara Masjid oleh
Bapak Drs. Hi. Ahmad Arbie, selaku Walikotamadya Tingkat II Gorontalo. Tahun
1999 dalam masa jabatan Walikotamadya Tingkat II Gorontalo Drs. Hi. Medi
Botutihe, dilakukan pemugaran total Masjid Agung Baiturahim Kota Gorontalo,
yang diresmikan oleh Presiden Baharuddin Jusuf Habibie di Istana Merdeka, Rabu,
13 Oktober 1999 (3 Rajab 1420 H.
Masih di dalam Kota Gorontalo,
selain Mesjid Baiturrahim terdapat masjid yang cukup tua pula yaitu Masjid
Hunto. Masjid yang terletak di pusat Kota Gorontalo ini, tepatnya di Kelurahan
Siendeng merupakan salah satu rumah ibadah tertua di Gorontalo. Umurnya sekitar
300 tahun. Di masjid ini terdapat sebuah sumur dan beduk yang usianya sama
dengan umur masjid tersebut. Gorontalo dikenal sebagai daerah hukum adat ke-19,
di wilayah Republik Indonesia. Dengan filosofi adatnya: Adat Bersendikan Syarak
dan Syarak Bersendikan Kitabullah, maka hampir dapat dipastikan bahwa seluruh
warga Gorontalo asli adalah Muslim (beragama Islam).
(Masjid Darussalam)
27. MASJID AGUNG SYUHADA, MAMUJU, SULAWESI BARAT.
(Masjid Syuhada)
Masjid Syuhada atau yang lebih
dikenal dengan nama Masjid Agung Mamuju bisa menjadi tempat tujuan wisata
alternatif ketika mengunjungi Kota Mamuju, ibukota Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat. Bagi Anda yang beragam Islam, tentunya harus menjalankan shalat
lima waktu di sela-sela kunjungan ke Mamuju. Nah, alangkah baiknya jika Anda
memilih menunaikan ibadah shalat di Masjid Agung Mamuju, sekaligus untuk
menikmati segala pesona unik yang terdapat di masjid yang menjadi kebanggaan
umat Islam di Mamuju itu.
Melihat Masjid Agung Mamuju,
imajinasi kita akan langsung terbayang pada wujud masjid di negeri dongeng yang
melegenda dalam kisah seribu satu malam. Ya, masjid ini memang memiliki
bangunan yang unik, tidak seperti lazimnya masjid-masjid lain di berbagai
wilayah di Indonesia. Masjid Agung Mamuju didirikan dengan paradigma modern,
bahkan menjadi daya tarik baru pariwisata di Mamuju.
Bangunan Masjid Agung Mamuju masih
terbilang baru. Pembangunan masjid ini dimulai pada 2007 dan berhasil
diselesaikan pada akhir tahun 2009. Sejak bulan Ramadhan tahun 2009, Masjid
Agung Mamuju yang memiliki 4 menara dengan tinggi masing-masing 75 meter ini
sudah mulai digunakan untuk aktivitas keagamaan. Bangunan Masjid Agung Mamuju
cukup besar dan dapat menampung lebih dari 3.000 orang. Bahkan, ketika
pelaksanaan Shalat Ied pada waktu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kompleks
Masjid Agung Mamuju mampu mengakomodasi hingga 20.000 orang.
Terdapat dua lantai pada bangunan
Masjid Agung Mamuju. Lantai 1 digunakan untuk berbagai fasilitas pendukung,
seperti perpustakaan, Taman Pendidikan Alquran (TPA), Islamic Centre, tempat
wudhu, dan sebagai tempat untuk pelaksanaan acara-acara keagamaan. Sedangkan
untuk tempat sholat berjamaah disediakan ruang yang luas di lantai 2.
Hal yang paling istimewa dan mampu
membuat orang berdecak kagum ketika berkunjung ke Masjid Agung Mamuju adalah
terdapatnya kaligrafi yang terbuat dari emas murni dengan kandungan 22 karat
yang diletakkan di atas mimbar. Kaligrafi yang bertuliskan “Allah” dan
“Muhammad” itu memiliki diameter kira-kira 170 cm dan merupakan jenis kaligrafi
yang baru pertamakali dibuat di Indonesia. Jika dihitung dengan rupiah,
kaligrafi emas tersebut bisa mencapai harga Rp. 1,3 miliar.
Selain kaligrafi, sejumlah pilar
yang menyangga bangunan Masjid Agung Mamuju juga dilapisi emas murni. Menurut
Bupati Mamuju, Drs. H. Suhardi Duka, kaligrafi emas yang ditempatkan di Masjid
Agung Mamuju jangan diartikan sebagai bentuk kesombongan. Kaligrafi berbahan
emas tersebut dibuat supaya umat Islam di Mamuju mempunyai kebanggaan terhadap
masjid raya di daerahnya.
Selain kaligrafi berbahan emas yang
mempesona itu, keistimewaan yang dipunyai Masjid Agung Mamuju juga terlihat
dari sejumlah kaligrafi lainnya yang dipasang di bagian plafon masjid. Berbagai
ornamen dan bagian-bagian bangunan masjid juga semakin menambah kesan cantik
pada masjid ini karena dihiasi dengan cat yang berwarna-warni.
28. MASJID RAYA AL MARKAZ AL ISLAMI, MAKASSAR, SULAWESI SELATAN.
(Masjid Al markaz Al islami)
Masjid Al Markaz berada di Jalan
Mesjid Raya, kecamatan Bontala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Dari
kejauhan, masjid ini memang nampak megah dan berarsitektur indah. Arsitektur Al
Markaz Al Islami memang dipengaruhi oleh Masjidil Haram di Makkah dan Masjid
Nabawi di Madinah Al Munawwarah. Arsitek Ir. Achmad Numan yang merancang Al
Markaz juga menambahkan unsur arsitektur Masjid Katangka Gowa dan rumah adat
Bugis-Makassar pada umumnya. Karenanya masjid ini tidak memiliki kubah atau
atap bundar, tetapi kuncup segi empat meniru kuncup Masjid Katangka dan rumah
Bugis-Makassar.
Nuansa warna hijau yang sejuk dan
teduh, Masjid Al Markaz Al Islami diharapkan menjadi salah satu pusat peradaban
dan pengkajian Islam di Kawasan Indonesia Timur. Sekaligus juga menjadi
kebanggan masyarakat Sulawesi Selatan. Masjid ini mulai didirikan 8 Mei 1994
dan dinyatakan selesai tanggal 12 Januari 1996 dengan memakan biaya 12 miliar
rupiah. Bangunan utama terdiri dari tiga lantai, diperuntukkan untuk ruang
kantor sekretariat, aula, perpustakaan, pendidikan, koperasi, dan kantor MUI
Sulsel.
Masjid besar yang bernaung di bawah
Yayasan Islamic Center ini mampu menampung sampai 10.000 jamaah. Keberadaannya
sangat terkenal ke seluruh nusantara, bahkan hingga manca negara dengan nama Al
Markaz Al Islami. Selain sebagai tempat ibadah, Al Markaz Al Islami juga
menjadi pusat pengembangan dan penelitian serta pendidikan. Di sini terdapat TK
Islam Al Markaz, pelatihan-pelatihan, kuliah dhuha, dan perkemahan remaja.
29. MASJID RAYA AL KAUTSAR, KENDARI, SULAWESI TENGGARA.
(Masjid Al Kautsar)
Masjid Agung Al Kautsar Kendari jadi
salah satu kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya warga
Kota Kendari. Maklum, selain menjadi masjid termegah di bumi anoa ini, pun
sebagai pusat kegiatan dakwah dan budaya Islam Sultra. Apa keistimewaannya?
Masjid Agung Al Kautsar berdiri di
alun-alun Kota Kendari, di atas bukit
dengan luas lahan 2,5 hektar. Arsitekturnya bergaya rumah tradisional
Sultra dengan sentuhan modern. Yang menarik di samping masjid ini terdapat Menara Persatuan Kendari
yang dibangun khusus untuk
penyelengaraan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-21 tahun 2006. Menara ini
menjadi salah satu landmark kota bermoto bertakwa ini.
Lokasi Masjid Agung Al Kautsar
dulunya bekas sebuah masjid kecil bernma Masjid Korem atau juga dikenal dengan
nama Masjid Tentara yang berdiri tahun 1962. Selanjutnya pada 1976, dibuat
pondasi dasar Masjid Agung Al Kautsar era pemerintahan Gubernur H Alala.
Yang menarik, kubah masjid agung ini
berhias kaligrafi 99 Asma’ul Husna, berupa lukisan-lukisan indah huruf Arab
yang bertuliskan sederet nama-nama agung Allah SWT. Kaligrafinya berwarna-warni
indah dan meneduhkan hati. Di setiap dindingnya
juga terlukis lafadz zikir, mengagungkan Allah SWT.
30. MASJID RAYA AL MUNAWAROH, TERNATE, MALUKU UTARA.
(Masjid Al Munawaroh)
Masjid Raya Al-Munawaroh Kota
Ternante, propinsi Maluku Utara. Merupakan masjid yang dibangun oleh Pemerintah
kota Ternate di bibir pantai kota itu. Masjid yang begitu menawan dipandang
dari laut, dengan dua menaranya yang
memang dibangun di laut, memberikan pemandangan yang begitu indah. Masjid Raya
Al-Munawaroh kini menjadi landmark kota ternate. Bila dipandang dari arah laut
masjid ini begitu menawan dengan gunung Gamalama di latar belakang.
31. MASJID AGUNG AL FATAH, AMBON, MALUKU.
31. MASJID AGUNG AL FATAH, AMBON, MALUKU.
(Pembangunan Masjid Al Falah)
Masjid Agung Maluku atau lebih
dikenal dengan nama Mesjid Alfatah ambon, bersebelahan dengan Masjid Jammi
Ambon, posisi yang strategis di Jalan Sultan Babullah dan AY. Patty Ambon
membuat Masjid Ini menjadi salah satu obyek yang sering di kunjungi oleh masyarakat.
Sejak dibangun tahun 1962, 48 tahun
lalu, mesjid ini tidak pernah mengalami renovasi sampai pada tahun 2011, masjid
ini pun mulai di Renovasi. Salah satu yang paling mencolok adalah kubah mesjid
yang sebelumnya bertinggi 6 meter, dirubah menjadi 18 meter.
Bagian depan dulunya ini bekas
taman, masih terlihat bekas air mancur sedang pagar-pagar kecil dan tamannya
sudah di hilangkan semua, kalo dari desain alfatah yang baru sih terlihat akan
di buat sebagai arena luas dengan sedikit taman saja, namun belum keliatan
disini.
Dari tampilan depan yang paling
mencolok dan berbeda dari yang lama adalah, ada sebuah gapura megah yang
menjorok keluar, pada mesjid yang dulu ga ada, langsung saja naik ke teras
masjid.
Bagian dalam, entah kenapa di pake
marmer berwarna gelap dari dinding sampe di lantai, kalau dulu dengnan warna
krem mesjid ini jadi semacam teduh, tapi kalo marmer gelap gini.. entahlah,
yang jelas tiang-tiang mesjid terlihat lebih kokoh dan banyak dibanding dulu,
mungkin untuk menopang Kubah mesjid yang sangat besar itu.
Tamannya belum berubah banyak nih,
dulu pas masih kecil masih agak seperti ini, meski ada perubahan beberapa waktu
lalu dengan penambahan air terjun buatan. Taman ini bikin dalam mesjid makin
sejuk apalagi buat tidur.
31. MASJID AGUNG BAITURRAHIM, JAYAPURA, NUWAR (PAPUA).
Sumber : Maduracyber.blogspot.com
Sesuai namanya, masjid agung memang memiliki luas bangunan yang besar dan fasilitas yang sanggat lengkap, dan pasti terdapat fasilitas jam adzan untuk pengingat waktu sholat.
masjid icon di suatu kota, masjid dengan desain yang keren dan kekinian
Posting Komentar