Masjid Agung Masing - Masing Provinsi

1. MASJID RAYA BAITURRAHMAN, BANDA ACEH, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

(Masjid raya baiturrahman)

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Daerah Istimawa Aceh. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 Hijriah
Mesjid Raya ini telah terbakar habis akibat penyerangan tentara Belanda dalam ekspedisinya kedua pada bulan shafar 1290 Hijriyah bersamaan dengan april 1873 Miladiyah, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang.
Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 Hijriyah bersamaan dengan awal maret 1877 Miladiyah, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansbergemenyetakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh.
Pada kejadian tsunami, halaman ini penuh dengan sampah material bangunan rumah, mobil, pohon-pohon, dan mayat-mayat manusia. Ketika terjadi tsunami air laut tidak masuk ke dalam masjid, tetapi hanya sampai anak tangga paling atas saja. Anehnya aliran air sangat tenang melewati halaman masjid, begitu penuturan saksi mata (tukang potret keliling yang mangkal di halaman masjid). Yang lebih aneh adalah jika di dalam areal masjid aliran air laut begitu tenang, tetapi di jalan raya di samping masjid aliran air laut lebih tinggi dan sangat deras menghanyutkan apa saja. Sulit untuk dipercaya dengan logika, tetapi mungkin itulah mukjizat Allah SWT menyelamatkan Rumah-Nya. Makanya masjid ini merupakan masjid yang “keramat” bagi orang Aceh.

2. MASJID RAYA AL MAHSUN, MEDAN, SUMATERA UTARA.

(Masjid raya Al mahsun)

Masjid Agung Medan yang merupakan warisan dari kesultanan Deli, memiliki tiga sebutan populer yaitu Masjid al-Mashun, Masjid Deli, dan Masjid Agung Medan.
Tempat ibadah ini dibangun oleh Sultan Makmum Al Rasyid Perkasa Alamsyah (Sultan Deli) pada 1906. Rancang bangunannya didesain oleh arsitek Belanda, JA Tingdeman, yang mengusung gaya bangunan Maroko, Afrika Utara. Seluruh biaya pembangunan masjid diperkirakan mencapai satu juta gulden.
Lantaran dibangun sebagai Masjid Kerajaan, tempat ibadah ini dibuat sangat megah. Ketika itu, Sultan berprinsip, kemegahan Masjid lebih utama daripada Istananya sendiri.
Salah satu kelebihan masjid ini adalah bentuknya yang asli, belum mengalami perubahan yang spesifik. Mesjid Al-Mashun menjadi ciri khas Kota Medan dan merupakan salah satu mesjid terindah di Indonesia.
Bangunan masjid terbagi menjadi tiga, ruang utama, tempat wudu, dan gerbang masuk. Ruang utama digunakan sebagai tempat salat, bentuknya persegi delapan tidak sama sisi.
Lokasi Masjid kebanggaan orang Medan ini terletak di Jalan Akhmad Yani, yang menjadi pusat keramaian sejak perdagangan zaman kolonial Belanda. Di tempat ini dapat dijumpai sejumlah bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Sebut saja rumah saudagar Tjong A Fie, restauran Tip Top, dan gedung Kantor Pos.

3. MASJID AGUNG AN-NUR, PEKANBARU, RIAU.

(Masjid Agung An-nur )
Mesjid Agung An-Nur Riau terletak hampir di pusat kota ini, tepatnya di Jalan Hang Tuah merupakan mesjid propinsi dengan bentuk bangunan yang menarik dilengkapi tiang besar dan tinggi melambangkan kebesaran-Nya, terletak di pusat kota Pekanbaru, mempunyai fasilitas lengkap sebagai Islamic Centre serta dilengkapi pula taman yang indah dan luas.
Masjid Agung An-Nur merupakan masjid termegah di Riau Saat ini. Selain berfungsi sebagai fasilitas ibadah masjid ini juga sebagai pusat kegiatan remaja mesjid se-Riau khususnya kota Pekanbaru.

Fasilitas Masjid Agung An-Nur Pekanbaru :
- Lantai bawah masjid merupakan tempat skretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta tempat pelaksanaan pendidikan Islam.
- Masjid ini juga tersedia fasilitas hot spot gratis tanpa bayar dan free user logon tanpa harus meminta password, jadi apabila anda bawa laptop berfasilitas Wifi anda dapat berinternet sepuasnya!.
- Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas, bila sore hari akan ramai dikunjungi masyarakat kota untuk berolahraga atau bersantai.
- Lahan Parkir Masjid Agung sangat luas, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat dan enam. Lokasinya juga aman, nyaman.

Terdapat ambiguitas dalam penyebutan nama Masjid Agung An-Nur ini. Apakah Masjid Agung An-Nur Riau ataupun Masjid Agung An-nur Pekanbaru. Namun setelah berdirinya Masjid Ar-Raman di pusat kota Pekanbaru, maka sah-lah Masjid termegah di Riau ini menjadi Masjid Agung An-Nur Riau.

4. MASJID AGUNG PADANG, SUMATERA BARAT.

(Desain Masjid Agung Padang )
Masjid Raya Sumatra Barat terletak di Padang. Walaupun mesjid ini masih dalam tahap penyelesaian tapi keunikannya sudah tersebar. Keunikan mesjid ini terletak pada bentuk bangunan yang berarsitektur perpaduan modern dan tradisional rumah adat Minangkabau dengan ciri khas atap runcing. Tempat ibadah yang dibangun pada lahan seluas 40,98 hektar ini setelah selesai akan dapat menampung total 20 ribu jemaah. Bangunan utama masjid ini memiliki luas 18.091 meter persegi. Mesjid ini akan menjadi salah satu tempat ibadah kaum muslim terunik di dunia.


5. MASJID AGUNG AT TAQWA, BENGKULU, BENGKULU.

(Masjid Agung At taqwa)

Masjid ini dibangun tahun 1988, pada masa pemerintahan gubernur Soeprapto dan diresmikan oleh presiden Soeharto 1 Juli 1989. Luas ruang utama masjid ialah 879,2 m2, ruang luas seluas 1.104,5 m2. Arsitektur masjid merupakan perpaduan antara corak tradisional Indonesia dan Corak Turki, yang dapat kita lihat pada designornament interior dan eksterior masjid. Masdjid ini mampu menampung 2.900 jamaah. Masjid ini terdiri atas Ruang Utama, Teras, dan Plaza. Masjid ini berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.

6. MASJID AGUNG BATAM, BATAM, KEPULAUAN RIAU.

(Masjid Raya Batam)

Masjid Raya Batam Centre terletak di Batam Centre. Mesjid ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana di dalam masjid tidak ada tiang penyanggah sehingga ruangan di dalam masjid tampak luas. Mesjid ini bercorak arsitektur khas melayu, atapnya berbentuk limas atau tumpang bertingkat yang terbuat dari kayu pilihan berwarna kecoklatan. Mesjid ini memiliki luas lahan 75.000 m2 dengan daya tampung di dalam Masjid 3.500 orang dan kapasitas di luar Masjid 15.000 orang. Masjid Raya Batam Centre ini merupakan masjid terbesar di Batam.



7. MASJID RAYA AL FALAH (1000 TIANG), JAMBI.
(Masjid Raya Al Falah)
tanah lokasi di mana Masjid Agung ini berdiri, dulunya merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi. Namun pada tahun 1885 dikuasai penjajah Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda. Pada awalnya gagasan pembangunan Masjid Agung sudah mengemuka tahun 1960-an oleh pemerintah Jambi, beserta tokoh tokoh Islam Jambi. Namun, proses pembangunan masjid baru dimulai tahun 1971.
Masjid agung Al-Falah kota Jambi dibangun lengkap dengan kubah besar dan menara yang menjulang. Keseluruhan bangunan masjid menggunakan material beton bertulang. Bila dipandang sepintas lalu, jejeran tiang tiang masjid berwarna putih yang ramping di masjid ini memiliki kemiripan dengan tiang tiang masjid agung kota Roma, Italia yang dibangun jauh lebih belakangan dibanding dengan masjid Al-Falah di Jambi ini.
ejeran ratusan tiang di masjid Al-Falah ini terbagi dua bentuk. Bentuk pertama merupakan tiang tiang lansing bewarna putih dengan tiga sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid sebelah luar. Dan bentuk tiang kedua berupa tiang tiang silinder berbalut tembaga menopang struktur kubah di area tengah bangunan masjid. penggunaan material tembaga untuk menutup tiang tiang silinder ini memberikan kesan antik namun megah pada interior masjid Al-Falah.
Di rancang sebagai bangunan terbuka tanpa pintu dan jendela,  benar benar sejalan dengan nama masjid ini. Al-Falah dalam bahasa arab bila di Indonesiakan menjadi Kemenangan, menang bermakna memiliki kebebasan tanpa kungkungan, mungkin filosofi itu juga yang menjadi dasar dibangunnya masjid ini dengan konsep terbuka. Agar muslim manapun bebas masuk dan melaksanakan ibadah di masjid ini.

8. MASJID RAYA TUATUNU , PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG.

(Masjid Raya Tuatunu)

Masjid Raya Tuatunu ini dibangun di atas tanah seluas 9.920 m2. Lantai dasar utamanya memiliki luas 784 m2, lantai duanya 490 m2 dan teras luarnya seluas 520 m2. Menara Masjid Raya Tuatunu tingginya 47,5 meter, dan jika memiliki stamina cukup anda bisa naik sampai ke puncaknya menapaki serangkaian tangga berputar, sehingga menjadi yang terbesar di seluruh dataran kepulauan provinsi bangka belitung.
Masjid Raya Tuatunu yang diresmikan pada 20 Maret 2008 ini, dilengkapi dengan jaringan internet, Bedug digital, dan perangkat suara berkekuatan 3.500 watt. Masjid yang tampaknya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Tuatunu, pernah dikunjungi oleh Presiden SBY pada Juli 2008 ketika menghadiri peringatan Isra’ Mi’raj bersama pejabat dan masyarakat setempat.


9. MASJID AGUNG SULTAN MAHMUD BADARUDDIN I , PALEMBANG, SUMATERA SELATAN.

(Masjid Sultan Mahmud Badaruddin I)
Masjid Agung Palembang merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai 1748. Konon masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar di Nusantara pada saat itu.
Pada awal pembangunannya (1738-1748), sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini pada awalnya tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan bentuk atapnya berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.
Bentuk masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Agung, jauh berbeda tidak seperti yang kita lihat sekarang. Bentuk yang sekarang ini telah mengalami berkali-kali perombakan dan perluasan. Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada tahun 1990-an. Pada pekerjaan renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan.
Perluasan kedua kali pada tahun 1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Masjid Agung yang pada tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga luas mesjid sampai sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750.
Masjid Agung merupakan masjid tua dan sangat penting dalam sejarah Palembang. Masjid yang berusia sekitar 259 tahun itu terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang. Tak jauh dari situ, ada Jembatan Ampera. Masjid dan jembatan itu telah menjadi land mark kota hingga sekarang.
Dalam sejarahnya, masjid yang berada di pusat kerajaan itu menjadi pusat kajian Islam yang melahirkan sejumlah ulama penting pada zamannya. Syekh Abdus Samad al-Palembani, Kemas Fachruddin, dan Syihabuddin bin Abdullah adalah beberapa ulama yang berkecimpung di masjid itu dan memiliki peran penting dalam praksis dan wacana Islam.


10. MASJID RAYA AL FURQON, BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG.


(Masjid Al Furqon)


Nama masjid dengan kata ‘agung’ identik dengan masjid besar sebuah provinsi. Disini saya perhatikan tatanannya cukup apik. Menempati posisi tinggi menjulang di atas bukit, masjid terlihat indah dari perempatan jalan di bawah. Apalagi menara masjidnya, sungguh membuat saya untuk naik ke atas dan melihat sekitar. Tentu dengan masjid besar yang indah ini diharapkan akan memudahkan langkah jamaah untuk sholat didalamnya. Sesuai namanya, al Furqon - pembeda.

11. MASJID AGUNG SERANG, SERANG, BANTEN.


(Masjid Agung Serang)

Masjid Agung Serang yang terletak di Jl. Veteran 43 Kota Serang, adalah masjid sentral bagi kegiatan keagamaan warga Kota Serang. Berbagai kegiatan yang bersifat membangun kesadaran rohani, wawasan dan intelektualitas islam seperti diskusi kerap diadakan di masjid ini. Setiap harinya masjid ini pun selalu dikunjungi oleh warga sekitar dan warga luar Serang untuk menunaikan kewajiban sholat fardhu. Sementara untuk Hari Jum’at, selain dipadati para jemaah sholat jum’at, area masjid ini juga berubah menjadi pasar kaget. Para pedagang kakilima menjajakan berbagai barang-barang murah meriah, dari mulai perlengkapan sholat dan barang-barang umum.
Masjid yang didirikan pada masa kepemimpinan Bupati Serang R.T. Condronegoro (1849-1870) ini juga memiliki berbagi fasilitas lain, seperti perpustakaan, gedung serbaguna Islamic Center dan pusat pengobatan murah. Dijelaskan Roni Chaeroni, humas Masjid Agung Serang, ini adalah upaya agar keberadaan Masjid Agung Serang dapat bermanfaat tidak sebatas bagi kebutuhan fasilitas ibadah ritual, tapi menjangkau aspek yang lebih luas lagi.
“Untuk pemiliharaannya Masjid Agung Serang memiliki total karyawan sebanyak empat puluh orang yang bertugas mengurusi kebersihan, keamanan dan tugas-tugas lainnya,” terangnya.
Masjid atap tumpak tiga yang sempat dibongkar dan dibangun ulang pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat R. Nuriana pada tahun 1994 ini beberapa struktur bangunannya meniru Masjid Agung Banten. Seperti pada beberapa umpak Masjid Agung Serang yang mirip dengan umpak di Masjid Agung Banten.
Ditambahkan Roni, Masjid Agung yang memiliki sebuah menara ini memiliki lahan seluas 2,6 hektar, namun lahan sekitar 1 hektar masih ditempati oleh penduduk sekitar.


12. MASJID RAYA ISTIQLAL, JAKARTA, DKI JAKARTA.




(Masjid Agung Istiqlal)

Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.
Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini.
Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi.

13. MASJID RAYA BANDUNG, BANDUNG, JAWA BARAT.


(Masjid  Raya Bandung)

Mesjid Raya Bandung berada di alun-alun kota Bandung, merupakan merupakan mesjid kebanggaan warga Bandung. Mesjid Raya Bandung dulu bernama Mesjid Agung Bandung. Mesjid Raya Agung sempat mengalami beberapa kali renovasi. Selesai dibangun pada tahun 2006. Proyek renovasi ini memberikan nuansa baru dengan dibangunnya dua menara kembar dengan ukuran ketinggian yang melambangkan asma Allah SWT. Dan pembangunan Mesjid Raya Bandung ditengah pusat kota menggambarkan bahwa kota Bandung merupakan kota yang agamis.
Proyek renovasi dan pembenahan ini diharapkan akan memancarkan nuansa baru Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat terutama dibangunnya menara kembar yang menjulang tinggi. Masing-masing 81 meter, yang semula direncanakan setinggi 99 meter. Hal ini mencerminkan nama-nama Allah SWT (Asmaul Hasna). Tetapi karena pertimbangan keamanan lalu lintas udara, maka tinggi menara kembar yang diizinkan hanya setinggi 81 meter. Namun menurut Ir. Garin Nugroho (site manager), ketinggian menara kembar ini tetap 99 meter jika dihitung dari pondasi setinggi 18 meter. Menara kembar tersebut selain berfungsi untuk kepentingan spiritual, juga akan dimanfaatkan untuk kepentingan komersial telekomunikasi, dan obyek wisata.
Atap tradisional masjid diganti dengan bentuk kubah, sehingga kesan bangunan masjid akan lebih mudah dikenali. Luas tanah keseluruhan Mesjid Raya Bandung adalah 23.448 m², dan luas bangunan keseluruhan adalah 8.575 m². Kapasitas jamaah masjid lama adalah 7.836 jamaah. Kapasitas masjid baru 4.576 jamaah. Sehingga kapasitas Mesjid Raya Bandung seluruhnya mencapai 12.412 jamaah.
Dengan menara atau twin towers Mesjid Raya Bandung, kita untuk melihat Bandung dan membenarkan teori, bahwa Bandung adalah sebuah cekungan atau sebuah danau raksasa, karena sejauh mata memandang 360 derajat akan kita lihat dinding-dinding batu seakan kita berada di dalam sebuah cekungan raksasa. Bandung ternyata enak dinikmati di puncak menara Masjid Agung-nya. Hanya membayar 2000 rupiah per orang kita bisa naik lift salah satu menaranya yang buka dari pagi hingga sore hari.
Pihak Masjid memang membuka kesempatan bagi siap saja untuk naik ke menaranya yang menyediakan viewing gallery. Setiap hari ratusan orang dari dalam dan luar kota memanfaatkan atraksi murah meriah ini dan semakin ramai pada saat hari libur.


14. MASJID AGUNG JAWA TENGAH, SEMARANG, JAWA TENGAH.



(Masjid  Agung Jawa Tengah)

Masjid Agung Jawa Tengah merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2.  Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Masjid yang mampu menampung jamaah tak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2006. Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab.
Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi. Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan.
Selain bangunan utama masjid yang luas dan indah, terdapat bangunan pendukung lainnya. Bangunan pendukung itu di antaranya: auditorium di sisi sayap kanan masjid yang dapat menampung kurang lebih 2.000 orang. Auditorium ini biasanya digunakan untuk acara pameran, pernikahan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sayap kiri masjid terdapat perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk umum. Halaman utama masjid yang terdapat 6 payung hidrolik juga dapat menampung jamaah sebanyak 10.000 orang.
Keistimewaan lain masjid ini berupa Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) dengan ketinggian 99 m. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Dipuncak menara dilengkapi teropong pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas.

15. MASJID GEDE KAUMAN, YOGYAKARTA, KESULTANAN NGAYOGYAKARTO HADININGRAT.




(Masjid  Kauman)



Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Gede Kauman ini terletak di sebelah barat Alun- Alun Utara yang secara simbolis merupakan transendensi untuk menunjukkan keberadaan Sultan, yaitu di samping pimpinan perang atau penguasa pemerintahan (senopati ing ngalaga), juga sebagai sayidin panatagama khalifatulah (wakil Allah) di dunia di dalam memimpin agama (panatagama) di kasultanan.
Dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I oleh seorang arsitek bernama K. Wiryokusumo, masjid ini mempunyai pengulu pertama yaitu Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat. Seperti halnya masjid-masjid lain di Jawa, masjid ini beratap tumpang tiga dengan mustoko, masjid ini berdenah bujur sangkar, mempunyai serambi, pawestren, serta kolam di tiga sisi masjid. Namun beberapa keunikan yang dimiliki oleh masjid ini adalah mempunyai gapura depan dengan bentuk semar tinandu dan sepasang bangunan pagongan di halaman depan untuk tempat gamelan sekaten.
Masjid yang pernah dipugar akibat gempa bumi besar ini merupakan masjid jammi kerajaan yang berfungsi sebagai tempat beibadah, upacara kesagamaan, pusat syiar agama, dan tempat penegaan tata hukum keagamaan.
Seluruh kompleks Masjid ini dikelilingi oleh pagar tembok tinggi  di mana pada bagian utara terdapat Dalem Pengulon yaitu tempat tinggal serta kantor abdi dalem pengulu, serta di sebelah barat masjid terdapat beberapa makam yang diantaranya adalah makam Nyai Ahmad Dahlan. Abdi dalem pengulu inilah yang membawahi para abdi dalem bidang keagamaan lainnya, seperti abdi dalem pamethakan, suronoto, modin,
Kawasan di sekitar masjid merupakan kawasan pemukiman para santri ataupun ulama. Pemukiman tersebut lebih dikenal dengan nama Kauman dan Suronatan. Dalam perjalanan histories Yogyakarta, kehidupan religius di kampung tersebut menjadi inspirasi dan tempat yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya gerakan keagamaan Muhammadyah pada tahun 1912 M yang dipimpin oleh K.H.A. Dahlan.


16. MASJID AGUNG AL AKBAR, SURABAYA, JAWA TIMUR.




(Masjid  Al akbar)
Masjid Nasional Al Akbar atau biasa disebut Masjid Agung Surabaya ialah masjid terbesar kedua di Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Posisi masjid ini berada di samping Jalan tol Surabaya-Gempol. Ciri yang mudah dilihat adalah kubahnya yang besar didampingi 4 kubah kecil yang berwarna biru. Serta memiliki satu menara yang tingginya 99 meter.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Namun karena krisis moneter pembangunannya dihentikan sementara waktu. Tahun 1999, masjid ini dibangun lagi dan selesai tahun 2001. Pada 10 November 2000, Masjid ini diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid.
Secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter. Untuk menutup kubah, dipergunakan sebuah produk yang juga digunakan di beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam (Malaysia). Ciri lain dari masjid raksasa ini adalah pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan besar dan mihrabnya adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.


17. MASJID AGUNG SUDIRMAN, DENPASAR, BALI.


(Masjid  Sudirman)

Masjid Agung Sudirman Bali adalah masjid terluas dan teramai dikunjungi oleh jamaah shalat di Denpasar, dan sekitarnya. Di Bali, Masjid Agung Sudirman bisa dibilang juga sebagai masjid terbesar. Letaknya memang sangat strategis, berada di pusat kota Denpasar, tepatnya di kawasan Jl. Sudirman. Masjid yang tempat parkirnya bisa menampung ratusan kendaraan roda empat ini memang nyaman untuk digunakan shalat berjamaah dengan seluruh keluarga.
Terutama pada shalat Jum’at dan shalat Tarawih (pada hari-hari pertama), masjid ini bisa dipastikan akan ramai dikunjungi para jamaah. Kadangkala, jamaah sampai meluber ke areal parkir. Kalau sudah begini, biasanya, sebagian kendaraan roda empat harus diparkir diluar areal masjid.
Masjid didisain tanpa dinding kecuali bagian depan, sehingga sepoi-sepoi angin terasa sejuk didalam masjid. Apalagi bagian atas (lantai dua) masjid, hembusan angin semakin sejuk sehingga nyaman sewaktu digunakan shalat berjamaah. Semua ustadz atau kiai kelas nasional yang sedang ada acara di Denpasar, insyaAllah mereka dijadwalkan untuk memberikan ceramah di masjid ini.
Masjid ini berdampingan langsung dengan kompleks bangungan Kodam IX/Udayana. Bahkan, masjid agung ini sewaktu diresmikan, yang melakukan peresmian adalah Jenderal (Pur) Wismoyo Arismunandar. Beberapa pengurus masjid juga berasal dari Kodam IX/Udayana, yang juga berfungsi sebagai pelindung.


18. MASJID RAYA NTB, MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT.




(Desain Islamic Centre NTB)
Pembangunan Islamic Center Nusa Tenggara Barat (IC NTB) di eks Lapangan KONI Mataram, resmi dimulai pembangunannya tahun 2011 lalu.  ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi didamping langsung oleh Wakil Gubernur (H. Badrul Munir, MM) dan dihadiri oleh beberapa pejabat SKPD serta warga masyarakat setempat.
Penulis memandang, kehadiran IC NTB merupakan icon bagi peradaban Islam modern di Nusa Tenggara Barat, karena nantinya tidak hanya dijadikan sebagai tempat peribadatan semata, melainkan juga akan di jadikan sebagai pusat pendidikan, objek wisata religi dan lain-lain. Tentu ini semua butuh SDM yang relatif cerdas, kreatif dan inovatif dalam melihat pangsa pasar.
Pangsa pasar menjadi catatan utama bagi para pengelola dan pemerintah baik provinsi maupun kota Mataram, karena berpusat di Mataram. Harus dibangun sinergi untuk kemajuan bersama.
Pembangunan Islamic Center seluas 6,5 Hm dengan biaya anggaran dari APBD NTB tahun 2010 sebesar 15 milyar. Jika  bangunan ini hanya sekedar dipakai sebagai tempat ritual peribadatan semata, maka manfaat bangunan yang bersumber dari APBD murni ini kurang maksimal dalam perspektif kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting pemerintah nantinya untuk memberikan ruang penuh bagi masyarakat kecil khususnya masyarakat sekitar untuk dapat menjadi bagian terpenting di dalamnya.
Artinya, selain pusat peribadatan, apa yang akan menjadi efek multiplayer dari IC NTB itu harus seperti yang dicanangkan, salah satunya untuk pertumbuhan  ekonomi wisata religi.  Maka penulis berharap agar diberikan ruang penuh bagi masyarakat ekonomi bawah untuk memberikan sumbangsih dalam peradaban Islam modern, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Akankah IC NTB tepat waktu?
Tanda tanya besar penulis selama ini memiliki keraguan dengan akan dapat terpakai sesuai jadwal yaitu 2014 sudah rampung. Karena penulis sadar betul dari berbagai jenis pembangunan di NTB selalu molor. Contoh konkretnya adalah Banda Internasional Lombok (BIL) yang berpusat di Kabupaten Lombok tengah itu sangat digembar-gemborkan untuk dapat beroperasi mulai tahun 2010, tapi nyatanya 2011 yang itupun telah terjadwal mulai awal 2011 sampai akhirnya dapat terwujud di akhir 2011.
Jika Islami Center NTB ini sudah berdiri, penulis mengimbau agar IC NTB ini jangan digunakan sebagai salah satu jargon kampanye bapak gubernur NTB yang sekarang, karena pemilu umum gubernur akan dilaksanakan tahun 2014 nanti.
Jadikan pembangunaan IC NTB sesuai dengan target dan pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat khususnya Mataram-Lombok, begitu pula dengan sumber daya manusia (SDM) harus dapat meningkat pula karena nantinya di IC NTB tersebut akan ada madrasah yang diharapkan mampu memberikan pencerahan dan pencerdasan dengan dunia modern selain tentang diberikan wawasan keislaman oleh para pengelola nantinya. Selain itu, wisata religi yang juga dicanangkan harus betul-betul terkonsepkan agar dapat mengimbangi perubahan zaman untuk menjaga kejenuhan para generasi bangsa yang akan belajar di madarah yang ada d IC tersebut.

19. MASJID AGUNG AL BAITUL QODIM, KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR.




(Masjid al baitul qodim)
Masjid Agung Airmata atau resminya beranama Masjid Agung Al-Baitul Qadim, Daerah Air mata, Kota kupang. Merupakan masjid pertama dan tertua di Kota Kupang dan di wilayah pulau Timor. Masjid ini menjadi simbol pemersatu ummat beragama di kupang dan sekitarnya, karena sejak pertaka kali dibangun nya pun dibangun bergotong royong bersama masyarakat Nasrani setempat, Selain dari itu Masjid Airmata juga merupakan potret dasar masuknya Islam di Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT).  Masjid ini merupakan pemersatu warga Muslim dan nonmuslim. Tak mengherankan jika masjid tersebut dijadikan sebagai objek wisata rohani di Kota Kupang.
Masjid yang sudah berusia sekitar 200 tahun itu dibangun diatas tanah hibah Sya’ban bin Sanga Kala pada 1806 bersama dengan Kyai Arsyad (tokoh pergerakan Banten yang dibuang Belanda ke Kupang) dibantu umat Kristiani yang ada di sekitar kampung Airmata Kupang. Masjid Al-Baitul Qadim merupakan masjid tertua di Pulau Timor, dan dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam pada saat itu hingga sampai ke Timor Portugis (Timor Leste sekarang).
Syahban bin Sanga Kala merupakan warga Muslim pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Timor dalam pelayarannya dari Pulau Solor di Kabupaten Flores Timur. Syahban bin Sanga Kala berasal dari Mananga, sebuah kampung di Pulau Solor bagian barat.

20. MASJID AGUNG MUJAHIDIN, PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT.




(Desain Masjid al mujahidin)

Masjid Raya Mujahidin Pontianak Kalimantan Barat kini sedang dalam proses renovasi total. Masjid yang terletak di Jalan Ahmad Yani yang telah berusia sekitar 30 tahun ini dipersolek agar lebih indah dan megah. Rencananya, pembangunan masjid yang berada di atas lahan seluas enam hektar itu menelan dana sekitar Rp 55 milyar.
“Kini, baru terkumpul sekitar Rp 25 milyar. Bantuan itu ada yang berasal dari pemerintah dan masyarakat,” kata Joni Abu, Sekretaris Yayasan Masjid Mujahidin kepada hidayatullah.com kemarin. Ia berharap proses pembangunan itu bisa berjalan lancar.  “Doakan agar bisa cepat selesai dan baik,” tuturnya.
Masjid Mujahidin termasuk masjid yang terbesar se-Kalbar dan kebanggan umat Islam di Kota Khatulistiwa itu.
Dari jauh, terlihat menaranya yang setinggi 63 meter ini menjulang tinggi. Dari balik pohon dan gedung terlihat pucuk kubahnya yang kecil dan berwarna hijau muda.
Uniknya, di atas lahan ini tidak saja berdiri masjid, namun juga beberapa unit usaha cukup lainnya. Seperti Baitul Mal wa Tamwil (BMT), Koperasi, TV, Radio, dan lembaga pendidikan seluruh jenjang: Play Group, TK, SD, MTs, SMP, Madrasah Aliyah, dan SMA. Bahkan, sekolah tersebut bisa bersaing dengan sekolah elit lainnya dan menjadi sekolah Islam favorit.

21. MASJID RAYA DARUSSALAM, PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH.


(Desain Masjid Darussalam)
Pembangunan Masjid Raya Darussalam di Jalan G Obos, Palangka Raya, yang juga akan menjadi Islamic Centre, akan diprogramkan dengan sistem multy years (tahun jamak). Wagub Kalteng H Achmad Diran menilai sangat keliru kalau ada pihak yang mengatakan rencana ini tidak serius.
Rehabilitasi Masjid Raya Darussalam akan dibangun mulai tahun 2012 dan ditargetkan selesai hingga tahun 2014. Pemprov Kalteng sudah membuat surat kepada DPRD agar proyek ini dengan menggunakan anggaran sistem multy years.
“Sebab diperkirakan dana yang dibutuhkan sekitar Rp120 miliar,” kata Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran kepada sejumlah wartawan, usai membuka Rapat Koordinasi Antarumat Beragama Provinsi Kalteng tahun 2011, di Aula Eka Hapakat, Lantai III Kantor Gubernur, Kamis (23/6).
Karena memerlukan anggaran besar, kata Diran, jadi tidak bisa tanggung-tanggung. Untuk pelaksanaan hingga 2014, bisa dimulai 2012, 2013, dan 2014, dengan anggaran diharapkan Rp40 miliar tiap tahun.
Meski masih dalam proses pengusulan di DPRD, saat ini sudah diawali dengan pembuatan gambar sket. Diharapkan pada 2012 sudah bisa dimulai pelaksanaan pembangunannya.
Diran mengakui, sebagian besar masyarakat mempertanyakan apakah rencana rehab masjid, sebagaimana yang sudah disampaikan tahun 2010 lalu, tetap dilaksanakan.
Menurutnya, rencana ini serius, semua perencanaannya sudah ditangani oleh dinas teknis. “Jadi keliru jika rencana pembangunan Islamic Centre dan rehab Masjid Raya Darusallam dikatakan hanya move politik,” tegas Diran.
Pembangunan Masjid Raya memang menjadi tanggung jawab provinsi, sama halnya dengan pembangunan Masjid Agung yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota.
Masjid Raya Darussalam ini memang sudah direncanakan pada pertengahan 2010 lalu. Tapi diundur karena ada pergeseran arah kiblat, dan juga direncanakan untuk membangun menara.
Dengan pertimbangan bahwa masyarakat Kalteng, utamanya Palangka Raya, memerlukan suatu tempat kegiatan Islam yang terpusat, rencana rehabilitasi tersebut sekaligus juga akan dibangun kompleks untuk kegiatan syiar Islam yang terpusat (Islamic Centre). 
Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang saat meninjau kompleks Masjid Raya Darussalam, beberapa waktu lalu, mengatakan, dengan pertimbangan terkendala faktor-faktor teknis, rencana perbaikan terhadap adanya kesalahan arah kiblat Masjid Raya Darussalam akan dilakukan rehab total.
“Kita melihat, apabila kita melakukan perubahan hanya secara sepotong-sepotong atau tidak menyeluruh, akan sulit juga bagi para jamaah nantinya,”

22. MASJID RAYA SAMARINDA, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR.



(Masjid Islamic Centre Samarinda)

Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun iman.
Pembangunan Islamic Center diharapkan dapat pula membangkitkan semangat kebersamaan dalam upaya menghadapi era global, selain merupakan tuntutan masyarakat untuk Samarinda memiliki sebuah sarana tempat ibadah yang memadai.

23. MASJID AGUNG SABILAL MUHTADIN, BANJARMASIN, KALIMANTAN BARAT.




(Masjid Sabilal muhtadin)
Mesjid Raya Sabilal Muhtadin ini di-bangun di atas tanah yang luasnya 100.000 M2, letaknya di tengah-tengah kota Banjarmasin, yang sebelumnya adalah Kompiek Asrama Tentara Tatas. Pada waktu zaman kolonialisme Belanda tempat ini dikenal dengan Fort Tatas atau Benteng Tatas. Bangunan Mesjid terbagi atas Bangunan Utama dan Menara; bangunan utama luasnya 5250 M2, yaitu ruang tempat ibadah 3250 M2, ruang bagian dalam yang sebagian berlantai dua, luasnya 2000 M2. Menara mesjid terdiri atas 1 menara-besar yang tingginya 45 M, dan 4 menara-kecil, yang tingginya masing-masing 21 M. Pada bagian atas bangunan-utama terdapat kubah-besar dengan garis tengah 38 M, terbuat dari bahan aluminium sheet Kalcolour ber-warna emas yang ditopang oleh su-sunan kerangka baja. Dan kubah menara-kecil garis-tengahnya 5 dan 6 M.
Kemudian seperti biasanya yang ter dapat pada setiap mesjid-raya, maka pada Mesjid Raya Sabilal Muhtadin ini juga, kita dapati hiasan Kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an dan As-maul Husna, yaitu 99 nama untuk Ke-agungan Tuhan serta nama-nama 4 Khalifah Utama dalam Islam. Kaligrafi itu seturuhnya dibentuk dari bahan tembaga yang dihitamkan dengan pe-milihan bentuk tulisan-arab (kaligrafi) yang ditangani secara cermat dan tepat, maksudnya tentu tiada lain adalah upaya menampilkan bobot ataupun makna yang tersirat dari ayat-ayat suci itu sendiri. Demikian juga pada pintu, krawang dan railing, keseluruh annya dibuat dari bahan tembaga de ngan bentuk relief berdasarkan seni ragam hias yang banyak terdapat di daerah Kalimantan.
Dinding serta lantai bangunan, menara dan turap plaza, juga sebagian dari kolam, keseluruhannya berlapiskan marmer; ruang tempat mengambil air wudhu, dinding dan lantainya dilapis de-ngan porselein, sedang untuk plaza keseluruhannya dilapis dengan keramik. Seluruh bangunan Mesjid Raya ini, dengan luas seperti disebut di atas, pada bagian dalam dan halaman bangunan, dapat menampung jemaah sebanyak 15.000 orang, yaitu 7.500 pada bagian dalam dan 7.500 pada bagian halaman bangunan.


24. MASJID AGUNG AHMAD YANI, MANADO, SULAWESI UTARA.


(Masjid A. Yani)





25. MASJID AGUNG BAITURRAHIM, GORONTALO, GORONTALO.


(Masjid Baiturrahim)



Masjid Agung Baiturrahim terletak di pusat Kota Gorontalo. Masjid ini merupakan masjid tertua yang dibangun di daerah gorontalo. Masjid tersebut didirikan bersamaan dengan pembangunan Kota Gorontalo yang baru dipindahkan dari Dungingi ke Kota Gorontalo, tepatnya Kamis, 6 Syakban 1140 Hijriah atau 18 Maret 1728 M oleh Paduka Raja Botutihe, yakni Kepala Pemerintahan Batato Lo Hulondalo atau Kerajaan Gorontalo pada waktu itu. Masjid Baiturrahim Kota Gorontalo, adalah masjid yang tua di daerah Gorontalo. Masjid ini didirikan bertalian erat dengan perkembangan Pemerintahan adat di daerah Gorontalo. Sesuai dengan data yang ada, masjid tersebut didirikan di pusat Pemerintahan Kerajaan (Batato), di antaranya Yiladiya (Rumah Raja), Bantayo Poboide (Balai Ruang / Balai Musyawarah), Loji (rumah kediaman Apitaluwu atau Pejabat Keamanan Kerajaan), dan Bele Biya / Bele Tolotuhu, yakni rumah – rumah pejabat kerajaan. Selanjutnya sesuai dengan perkembangan Pemerintahan dan masyarakat dan umat Islam, masjid yang sebelumnya menggunakan bahan dari kayu-kayuan, direnovasi dan dibangun kembali. Antara lain, tiang – tiangnya diganti dengan bangunan yang berfondasi dan berdinding batu pada tahun 1175 H atau 1761 Masehi oleh Raja Unonongo. Tebal dindingnya 0.80 meter.
Pada tahun 1938 masjid tersebut hancur akibat gempa bumi yang dahsyat dan sejak saat itu pelaksanaan ibadah salat dan ibadah lainnya dilaksanakan pada bangunan darurat dekat masjid tersebut sampai dengan tahun 1946. Pada tahun 1946 dan 1947 diadakan pembangunan kembali masjid tersebut dipimpin oleh Abdullah Usman sebagai Pimpinan B.O.W.
 Pada tahun 1964 Masjid Baiturrahim Gorontalo diperluas dengan penambahan serambi sebelah utara dan barat oleh panitia yang diketuai oleh T. Niode dan wakil ketuanya Haji Yusuf Polapa sebagai pelaksana harian. Tahun 1969 dibentuk lagi satu panitia yang baru yang diketuai oleh K.O. Naki, B.A. dan A. Naue sebagai pelaksana harian dan Kadi Abas Rauf sebagai pimpinan Ibadah. Perbaikan – perbaikan terus dilanjutkan di bawah pimpinan Sun Bone sampai pada bulan September 1979. Pada tahun 1982 dilakukan penambahan lokasi untuk jamaah wanita pada bagian selatan masjid oleh Bapak Drs. Haji Hasan Abas Nusi, Walikotamadya Gorontalo. Tahun 1988 dilakukan penataan pagar dan halaman oleh Bapak Drs. Ahmad Najamuddin, Walikotamadya KDH Tingkat II Gorontalo.
Pada tahun 1996 diadakan penataan sumur bor sebagai tempat pengambilan air wudhu dan pendirian Menara Masjid oleh Bapak Drs. Hi. Ahmad Arbie, selaku Walikotamadya Tingkat II Gorontalo. Tahun 1999 dalam masa jabatan Walikotamadya Tingkat II Gorontalo Drs. Hi. Medi Botutihe, dilakukan pemugaran total Masjid Agung Baiturahim Kota Gorontalo, yang diresmikan oleh Presiden Baharuddin Jusuf Habibie di Istana Merdeka, Rabu, 13 Oktober 1999 (3 Rajab 1420 H.
Masih di dalam Kota Gorontalo, selain Mesjid Baiturrahim terdapat masjid yang cukup tua pula yaitu Masjid Hunto. Masjid yang terletak di pusat Kota Gorontalo ini, tepatnya di Kelurahan Siendeng merupakan salah satu rumah ibadah tertua di Gorontalo. Umurnya sekitar 300 tahun. Di masjid ini terdapat sebuah sumur dan beduk yang usianya sama dengan umur masjid tersebut. Gorontalo dikenal sebagai daerah hukum adat ke-19, di wilayah Republik Indonesia. Dengan filosofi adatnya: Adat Bersendikan Syarak dan Syarak Bersendikan Kitabullah, maka hampir dapat dipastikan bahwa seluruh warga Gorontalo asli adalah Muslim (beragama Islam).


26. MASJID AGUNG DARUSSALAM, PALU, SULAWESI TENGAH.


(Masjid Darussalam)


 
27. MASJID AGUNG SYUHADA, MAMUJU, SULAWESI BARAT.

(Masjid Syuhada)

Masjid Syuhada atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Mamuju bisa menjadi tempat tujuan wisata alternatif ketika mengunjungi Kota Mamuju, ibukota Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Bagi Anda yang beragam Islam, tentunya harus menjalankan shalat lima waktu di sela-sela kunjungan ke Mamuju. Nah, alangkah baiknya jika Anda memilih menunaikan ibadah shalat di Masjid Agung Mamuju, sekaligus untuk menikmati segala pesona unik yang terdapat di masjid yang menjadi kebanggaan umat Islam di Mamuju itu.
Melihat Masjid Agung Mamuju, imajinasi kita akan langsung terbayang pada wujud masjid di negeri dongeng yang melegenda dalam kisah seribu satu malam. Ya, masjid ini memang memiliki bangunan yang unik, tidak seperti lazimnya masjid-masjid lain di berbagai wilayah di Indonesia. Masjid Agung Mamuju didirikan dengan paradigma modern, bahkan menjadi daya tarik baru pariwisata di Mamuju.
Bangunan Masjid Agung Mamuju masih terbilang baru. Pembangunan masjid ini dimulai pada 2007 dan berhasil diselesaikan pada akhir tahun 2009. Sejak bulan Ramadhan tahun 2009, Masjid Agung Mamuju yang memiliki 4 menara dengan tinggi masing-masing 75 meter ini sudah mulai digunakan untuk aktivitas keagamaan. Bangunan Masjid Agung Mamuju cukup besar dan dapat menampung lebih dari 3.000 orang. Bahkan, ketika pelaksanaan Shalat Ied pada waktu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kompleks Masjid Agung Mamuju mampu mengakomodasi hingga 20.000 orang.
Terdapat dua lantai pada bangunan Masjid Agung Mamuju. Lantai 1 digunakan untuk berbagai fasilitas pendukung, seperti perpustakaan, Taman Pendidikan Alquran (TPA), Islamic Centre, tempat wudhu, dan sebagai tempat untuk pelaksanaan acara-acara keagamaan. Sedangkan untuk tempat sholat berjamaah disediakan ruang yang luas di lantai 2.
Hal yang paling istimewa dan mampu membuat orang berdecak kagum ketika berkunjung ke Masjid Agung Mamuju adalah terdapatnya kaligrafi yang terbuat dari emas murni dengan kandungan 22 karat yang diletakkan di atas mimbar. Kaligrafi yang bertuliskan “Allah” dan “Muhammad” itu memiliki diameter kira-kira 170 cm dan merupakan jenis kaligrafi yang baru pertamakali dibuat di Indonesia. Jika dihitung dengan rupiah, kaligrafi emas tersebut bisa mencapai harga Rp. 1,3 miliar.
Selain kaligrafi, sejumlah pilar yang menyangga bangunan Masjid Agung Mamuju juga dilapisi emas murni. Menurut Bupati Mamuju, Drs. H. Suhardi Duka, kaligrafi emas yang ditempatkan di Masjid Agung Mamuju jangan diartikan sebagai bentuk kesombongan. Kaligrafi berbahan emas tersebut dibuat supaya umat Islam di Mamuju mempunyai kebanggaan terhadap masjid raya di daerahnya.
Selain kaligrafi berbahan emas yang mempesona itu, keistimewaan yang dipunyai Masjid Agung Mamuju juga terlihat dari sejumlah kaligrafi lainnya yang dipasang di bagian plafon masjid. Berbagai ornamen dan bagian-bagian bangunan masjid juga semakin menambah kesan cantik pada masjid ini karena dihiasi dengan cat yang berwarna-warni.



28. MASJID RAYA AL MARKAZ AL ISLAMI, MAKASSAR, SULAWESI SELATAN.


(Masjid Al markaz Al islami)

Masjid Al Markaz berada di Jalan Mesjid Raya, kecamatan Bontala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Dari kejauhan, masjid ini memang nampak megah dan berarsitektur indah. Arsitektur Al Markaz Al Islami memang dipengaruhi oleh Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah Al Munawwarah. Arsitek Ir. Achmad Numan yang merancang Al Markaz juga menambahkan unsur arsitektur Masjid Katangka Gowa dan rumah adat Bugis-Makassar pada umumnya. Karenanya masjid ini tidak memiliki kubah atau atap bundar, tetapi kuncup segi empat meniru kuncup Masjid Katangka dan rumah Bugis-Makassar.
Nuansa warna hijau yang sejuk dan teduh, Masjid Al Markaz Al Islami diharapkan menjadi salah satu pusat peradaban dan pengkajian Islam di Kawasan Indonesia Timur. Sekaligus juga menjadi kebanggan masyarakat Sulawesi Selatan. Masjid ini mulai didirikan 8 Mei 1994 dan dinyatakan selesai tanggal 12 Januari 1996 dengan memakan biaya 12 miliar rupiah. Bangunan utama terdiri dari tiga lantai, diperuntukkan untuk ruang kantor sekretariat, aula, perpustakaan, pendidikan, koperasi, dan kantor MUI Sulsel.
Masjid besar yang bernaung di bawah Yayasan Islamic Center ini mampu menampung sampai 10.000 jamaah. Keberadaannya sangat terkenal ke seluruh nusantara, bahkan hingga manca negara dengan nama Al Markaz Al Islami. Selain sebagai tempat ibadah, Al Markaz Al Islami juga menjadi pusat pengembangan dan penelitian serta pendidikan. Di sini terdapat TK Islam Al Markaz, pelatihan-pelatihan, kuliah dhuha, dan perkemahan remaja.

29. MASJID RAYA AL KAUTSAR, KENDARI, SULAWESI TENGGARA.

(Masjid Al Kautsar)

Masjid Agung Al Kautsar Kendari jadi salah satu kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya warga Kota Kendari. Maklum, selain menjadi masjid termegah di bumi anoa ini, pun sebagai pusat kegiatan dakwah dan budaya Islam Sultra. Apa keistimewaannya?
Masjid Agung Al Kautsar berdiri di alun-alun Kota Kendari, di atas bukit  dengan luas lahan 2,5 hektar. Arsitekturnya bergaya rumah tradisional Sultra dengan sentuhan modern. Yang menarik di samping masjid  ini terdapat Menara Persatuan Kendari yang  dibangun khusus untuk penyelengaraan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-21 tahun 2006. Menara ini menjadi salah satu landmark kota bermoto bertakwa ini.
Lokasi Masjid Agung Al Kautsar dulunya bekas sebuah masjid kecil bernma Masjid Korem atau juga dikenal dengan nama Masjid Tentara yang berdiri tahun 1962. Selanjutnya pada 1976, dibuat pondasi dasar Masjid Agung Al Kautsar era pemerintahan Gubernur H Alala.
Yang menarik, kubah masjid agung ini berhias kaligrafi 99 Asma’ul Husna, berupa lukisan-lukisan indah huruf Arab yang bertuliskan sederet nama-nama agung Allah SWT. Kaligrafinya berwarna-warni indah dan meneduhkan hati. Di setiap dindingnya  juga terlukis lafadz zikir, mengagungkan Allah SWT.

30. MASJID RAYA AL MUNAWAROH, TERNATE, MALUKU UTARA.

(Masjid Al Munawaroh)

Masjid Raya Al-Munawaroh Kota Ternante, propinsi Maluku Utara. Merupakan masjid yang dibangun oleh Pemerintah kota Ternate di bibir pantai kota itu. Masjid yang begitu menawan dipandang dari laut, dengan dua  menaranya yang memang dibangun di laut, memberikan pemandangan yang begitu indah. Masjid Raya Al-Munawaroh kini menjadi landmark kota ternate. Bila dipandang dari arah laut masjid ini begitu menawan dengan gunung Gamalama di latar belakang.


31. MASJID AGUNG AL FATAH, AMBON, MALUKU.




(Pembangunan Masjid Al Falah)


Masjid Agung Maluku atau lebih dikenal dengan nama Mesjid Alfatah ambon, bersebelahan dengan Masjid Jammi Ambon, posisi yang strategis di Jalan Sultan Babullah dan AY. Patty Ambon membuat Masjid Ini menjadi salah satu obyek yang sering di kunjungi oleh masyarakat.
Sejak dibangun tahun 1962, 48 tahun lalu, mesjid ini tidak pernah mengalami renovasi sampai pada tahun 2011, masjid ini pun mulai di Renovasi. Salah satu yang paling mencolok adalah kubah mesjid yang sebelumnya bertinggi 6 meter, dirubah menjadi 18 meter.
Bagian depan dulunya ini bekas taman, masih terlihat bekas air mancur sedang pagar-pagar kecil dan tamannya sudah di hilangkan semua, kalo dari desain alfatah yang baru sih terlihat akan di buat sebagai arena luas dengan sedikit taman saja, namun belum keliatan disini.
Dari tampilan depan yang paling mencolok dan berbeda dari yang lama adalah, ada sebuah gapura megah yang menjorok keluar, pada mesjid yang dulu ga ada, langsung saja naik ke teras masjid.
Bagian dalam, entah kenapa di pake marmer berwarna gelap dari dinding sampe di lantai, kalau dulu dengnan warna krem mesjid ini jadi semacam teduh, tapi kalo marmer gelap gini.. entahlah, yang jelas tiang-tiang mesjid terlihat lebih kokoh dan banyak dibanding dulu, mungkin untuk menopang Kubah mesjid yang sangat besar itu.
Tamannya belum berubah banyak nih, dulu pas masih kecil masih agak seperti ini, meski ada perubahan beberapa waktu lalu dengan penambahan air terjun buatan. Taman ini bikin dalam mesjid makin sejuk apalagi buat tidur.

31. MASJID AGUNG BAITURRAHIM, JAYAPURA, NUWAR (PAPUA).

Sumber : Maduracyber.blogspot.com
Masjid Agung Masing - Masing Provinsi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hafidh Hibatullah
Unknown mengatakan...

Sesuai namanya, masjid agung memang memiliki luas bangunan yang besar dan fasilitas yang sanggat lengkap, dan pasti terdapat fasilitas jam adzan untuk pengingat waktu sholat.

Desain Komunikasi Visual mengatakan...

masjid icon di suatu kota, masjid dengan desain yang keren dan kekinian

Posting Komentar